Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

Hari MINGGU BIASA XVI/A/2017

Keb 12:13.16-19; Rom 8:26-27; Mat 13:24-30;

PENGANTAR
    Kepada kita kaum kristiani sebagai umat Allah, pada hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pesan-Nya yang sangat penting mengenai sikap dasar, yang harus kita miliki guna mengambil keputusan untuk menentukan penghayatan hidup kita yang "benar" sebagai umat kristiani. Dan untuk menerangkan ajaran-Nya itu, Yesus menggunakan perumpamaan tentang lalang di antara gandum di ladang. Demi keselamatan kita marilah kita mendengarkan dan berusaha memahami pesan-Nya yang sangat penting itu.

HOMILI
    Yesus menggambarkan dunia, masyarakat, bahkan Gereja yang telah didirikan-Nya, di mana kita ini berada dan hidup, sebagai suatu ladang. Di situlah kita ini hidup untuk berkembang dan berbuat baik, tetapi juga dapat berbuat jahat, berdosa, namun dapat pula bertobat dan menjadi suci. Di dalam masyarakat kita itu selalu hadirlah Allah, yang penuh kasih, adil, murah hati dan rahim. Namun Allah menyaksikan pula dalam dunia kita ini adanya kejahatan, ketidak adilan, pertentangan, permusuhan bahkan rasa dendam dan kebencian.

    Dalam Kitab Kebijaksanaan, seperti kita dengarkan tadi, ditandaskan bahwa Allah sungguh adil, murah hati, berbelas kasih, dan bersedia untuk menyelamatkan umat-Nya, asal mereka mau bertobat. Akan tetapi dalam kenyataannya seperti kita alami sendiri, penipuan, ketidak adilan, kebencian, rasa dendam, korupsi justru merajalela. Banyak orang telah kehilangan hati nuraninya, dan lenyapnya hati nurani ini yang berkuasa dalam ladang masyarakat.

    Menghadapi situasi semacam itulah Yesus menegaskan, bahwa nanti pada saat diadakan panenan dalam masyarakat sebagai ladang-Nya, Ia akan mengadakan keputusan mengenai apa yang telah dialami oleh gandum dan lalang, yang telah tumbuh dan berkembang bersama di ladang, yakni di dunia ini.Ituakanterjadipadasaatpengadilanterakhir. Ia akan mengadakan penghakiman definitif atas keadaan dan penghayatan hidup setiap orang. Hidup kita sebagai gandum yang dapat bertumbuh dan berkembang serta berhasil dengan baik, atau hidup kita sebagai lalang yang tumbuh mengganggu dan merusak tanaman gandum.

    St. Agustinus juga menerangkan, bahwa ladang yang disebut Yesus adalah dunia, namun sekaligus juga Gereja. Di situlah hidup orang-orang yang baik dan suci, tetapi sekaligus di mana orang-orang jahat dan pendosa juga hidup. Maka dunia maupun Gereja merupakan tempat di mana setiap orang dapat berkembang dengan baik atau tidak baik, namun juga dapat bertobat dan menjadi suci. Karena itu menurut St.Agustinus apabila ada orang-orang yang baik, orang-orang yang tidak baik atau pendosa dapat tergerak, terpengaruh oleh hidup mereka, sehingga mereka bertobat. Sebaliknya, berhadapan dengan orang-orang pendosa, orang-orang yang baik dapat terlatih untuk menjadi tabah hati dan sabar. Yesus tidak memusuhi orang-orang yang berdosa, sebaliknya Ia menjumpai dan menolong mereka untuk diselamatkan. Kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan, melainkan dengan kebaikan.

    Menghadapi kenyataan masyarakat bagaikan ladang ini,kita diingatkan untuk selalu berusaha menghayati hidup kristiani secara realistis. Di ladang masyarakat kita ini sebagai gandum Kristus harus tumbuh dan berkembang, walaupun hidup di antara banyak lalang. Tetapi jangan sampai kita bersifat pasif dalam menghadapinya. Secara pribadi serta bersama-sama kita harus ikut menyingkirkan lalang ketidak adilan, korupsi, keangkuhan, kesombongan, arogansi, kekerasan dengan hidup dan berbuat dengan daya kekuatan iman kristiani yang otentik dan mendalam.

    Bagi orang yang berpikir sangat modern dan merasa "maju" dan sangat intelektual, terasa sukar untuk menerima pengertian tentang pengadilan atau penghakiman terakhir untuk dunia kita kelak. Kurang disadari bahwa orang itu sebenarnya membantah dirinya sendiri. Ia sendiri sebanarnya tidak setuju, bahwa sering kali di ruang pengadilan ketidak adilan justru dibenarkan. Harus kita akui bahwa kerap kali demi ketenangan dan ketenteraman hati,kita menyesuaikan diri dengan iklim masyarakat yang ada, baik yang baik maupun yang tidak baik. Sebab kita mau melindungi,memperkuat diri kita dan merasa aman. Namun berpegang pada ajaran Kristus kita tidak boleh menyetujui atau menyesuaikan atau membiasakan diri dengan ketidak adilan.

    Memang keinginan akan keadilan hanya dapat dipenuhi dalam pengadilan. Tetapi segala pengadilan apa pun yang benar,akhirnya akan ditentukan kebenarannya menurut keadilan Allah! Kita ini semuanya, khususnya para ahli hukum ,harus selalu menyadari prinsip tersebut dengan sungguh-sungguh. Berpegang pada keahliannya, seorang ahli hukum dapat mengambil kuputusan yang tidak adil, ya bahkan untuknya ia dapat menerima balasan penghargaan yang sangat tinggi! Dengan kata lain, ahli hukumpun dapat disuap! Bukan hanya ahli hukum, tetapi setiap orang dalam bidang keahlian, kedudukan, tugas panggilan masing-masing dapatdisuap. Tetapi Allah yang sungguh adil, tidak dapat disuap!

 Yesus dalam perumpaan tentang ladang dengan gandum dan lalang itu mau mengajarkan, bahwa Allah adalah adil dan rahim. Ia tidak memaksa, Ia menghargai kebebasan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, namun Ia juga tegas sikap-Nya terhadap setiap orang yang tidak taat kepada perintah-Nya.
"Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berbekas-bekas untuk
dibakar, kemudian kumpulkanlah gandumnya kedalam lumbungku!"
(Mat 13:30).

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/