Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

KAMIS PUTIH /C/2013

Kel 12:1-8.11-14  1 Kor 11;23-26  Yoh 13:1-15


PENGANTAR 
          Dalam Injil karangan Yohanes yang dibacakan kepada kita pada Hari Kamis Putih ini, kita diingatkan kembali kepada tiga nilai dasar yang diberikan Kristus kepada kita, yaitu nilai Ekaristi, Imamat dan Perintah Baru yakni Pelayanan Kasih. Tuhan mengadakan imamat, agar kehadiran-Nya dalam Ekaristi dapat diselenggarakan bagi umat. Dan berkat adanya Ekaristi itulah kita, seperti yang dilakukan oleh Yesus, dapat melayani kasih sejati kepada sesama.

HOMILI
          Hari Kamis Putih dalam Gereja dirayakan sebagai hari penting, di mana Yesus mengadakan Ekaristi. Pengadaan Ekaristi diceriterakan oleh ketiga Injil lainnya (Mat, Mrk dan Luk), namun Yohanes acalah satu-satunya yang lebih berceritera tentang Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya. Tentang  Ekaristi Yohanes juga menulis dalam Injilnya, namun dalam konteks lain. Misalnya dalam konteks pengadaan roti untuk orang banyak. Tetapi sebenarnya dalam ceriteranya tentang pembasuhan kaki itu Yohanes mau memperdalam pengertian kita tentang Ekaristi secara lebih utuh dan lebih konkret nyata. Sebab pembasuhan itu dilakukan-Nya pada kesempatan Ia makan bersama  dengan murid-m,urid-Nya.

          Yohanes mau mengatakan kepada kita, bahwa kehadiran Yesus dalam diri kita bukanlah hanya terjadi bila kita menerima Ekaristi. Di dalam Kitab Suci banyak  ditulis bahwa  Allah dan Yesus bukan hanya hadir dalam Ekaristi. Karena itu misalnya juga dikatakan: Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka(Mat 18:20). Juga Paulus mengatakan: Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu(1 Kor 3:16). Tetapi dari segi lain, Yesus hadir secara khusus dalam diri kita dalam penerimaan Ekaristi. Karena itulah mengapa Matius, Markus, Lukas dan Paulus menulis secara khusus tentang diadakanya Ekaristi.

Dapat dikatakan bahwa          kehadiran Yesus dalam Ekaristi adalah sungguh murni dan utuh. Tetapi kehadiran-Nya dalam diri kita, yang bukan dalam Ekaristi, tidak dijamin dengan pasti, sebab tergantunhg dari kemurnian diri kita sendiri, dengan  gangguan dan dosa-dosa kita. Tetapi apabila Yesus hadir dalam diri kita sebagai Ekaristi, atau dengan kata lain, apabila diri kita sungguh “ekaristis”, maka mau tak mau kita ini mau atau tidak mau pasti akan berhubungan dengan sesama kita. Mengapa demikian? Sebab Ekaristi adalah Yesus yang memberikan diri-Nya kepada orang lain, tidak hanya tinggal di dalam diri-Nya sendiri, melainkan justru mau menghubungi, melayani dan menyerahkan diri-Nya kepada orang lain. Hanya dengan demikian Ekaristi yang kita terima adalah sungguh-sungguh Yesus Kristus, yang harus mengubah dan mendorong kita untuk bersaudara dengan sesama, saling memperhatikan, saling menolong seperti dilakukan oleh Yesus sendiri. Ekaristi bukan diberikan dan hanya diperuntukkan bagi kita masing-masing saja, tetapi melalui kita juga kepada orang. Yesus yang kita miliki harus dimiliki orang lain juga.

          Nah, untuk menerangkan makna Ekaristi yang sesungguhnya itulah, Injil Yohanes berceritera tenang pembasuhan kaki murid-murid, yang dilakukan oleh Yesus. Yesus mau menerangkan kepada murid-murid-Nya apa arti Ekaristi yang sesungguhnya serealistis mungkin. Maka Ia mengajar mereka bukan hanya dengan kata-kata, melainkan dengan perbuatan yang dilakukan-Nya sendiri, yaitu membasuh kaki. Seorang Guru membasuh kaki  murid-murid-Nya. Mengapa Yesus berbuat demikian? Karena Ia mau memperlihatkan kasih-Nya yang sesungguhnya! Yaitu suatu kasih yang tidak akan berkurang dan tak akan berhenti sampai akhir! Kasih itu hanya mungkin, apabila disertai dengan kerendahan hati dan kesediaan untuk saling mengampuni.        

          Kita hidup dalam keadaan masyarakat, di mana ada pertentangan satu sama lain: soal suku, perbedaan pandangan dan pemikiran, kebencian, permusuhan,
keadaan  dan tingkat kedudukan, kondisi sosial, dan banyak lainnya. Dalam situasi dan kondisi serupa itu Ekaristi tidak akan diterima dengan baik. Bila teladan Yesus, yang bersedia membasuh murid-murid-Nya, tidak kita ikuti dan kita laksanakan,  kita tidak akan  dapat  menerima Ekaristi, yang diadakan oleh Yesus sendiri sesuai dengan ajaran dan teladan hidup dan perbuatan-Nya.

          Yesus mengadakan Ekaristi karena dan untuk membuktikan kasih-Nya kepada kita. Tetapi kasih itu tidak akan dapat kita terima, apabila kita tidak bersedia rendah hati, bersedia memaafkan sesama kita, dan rela berbuat menurut teladan yang telah diberikan kepada kita.

 

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

 

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/