Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

PESTA KELUARGA KUDUS YESUS, MARIA DAN YUSUF/C/2018

Sam 1:20-22. 24-28; 1 Yoh 3:1-2.21-24; Luk 2:41-52;

PENGANTAR
    Masih dalam masa Natal ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus, yaitu Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria dan Yusuf. Di dalam Injil terungkap salah satu ciri khas hubungan dan sikap orang tua terhadap anaknya, dan sekaligus sebaliknya sikap anak dan hubungannya terhadap orang tuanya. Di dalam pembicaraan singkat Yusuf, Maria dan Yesus itu tersimpan suatu ajaran atau pesan yang sangat perlu kita pahami sebagai pegangan dasar relasi, yang harus terdapat dalam suatu kekuarga kristiani. Justru di zaman modern sekarang ini, kata-kata timbal balik antara Maria dan Yesus sangat aktual dan elevan untuk keluarga-keluarga kita Marilah kita mencoba mendengarkan dan memahami pesan yang disampaikan dalam Injil Lukas itu kepada kita.

HOMILI
    Sebagai umat beriman, kita hendaknya jangan membaca atau mendengarkan serta memahami Injil sebagai sabda Allah dengan berpegangan pada pemikiran secara rasional atau intelektual melulu. Kita harus berusaha memahami apa yang diceriterakan Lukas dalam Injilnya dengan perspektif iman serta dengan rendah hati. Sebab bahasa alkitabiah memang bukan bahasa ilmiah atau matematis, melainkan bahasa sastra iman yang harus digunakan secara tenang dan dengan hati terbuka!

    Sesudah tiga hari Yusuf dan Maria mencari dan menemukan kembali Yesus, anak berumur 12 tahun itu, Maria berkata kepada-Nya: "Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau"? Jawaban Yesus: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?". Kiranya kata-kata Yesus itu bisa diterjemahkan sebagai berikut : "Aku harus memusatkan pikiran-Ku kepada kehendak Bapa". Artinya, Yesus menunjuk kepada Allah sebagai Bapa-Nya. Maka ketaatan kepada Bapa-Nya di surga harus diberi tempat pertama, harus didahulukan!

    Selanjutnya sesudah peristiwa itu, Lukas dalam Injilnya hanya memberikan berita pendek ini : "Yesus pulang bersama bersama-sama mereka ke Nasaret, dan Ia belajar tetap hidup dalam asuhan mereka". "Yesus makin bertambah besar dan bertambah pula hikmat-Nya, Ia makin besar dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia". Sesudah itu dalam Injil tidak diberitakan lagi tentang Yesus, semuanya seolah-olah didiamkan saja. Meskipun demikian kita dapat belajar banyak dari berita yang pendek itu.

    Dalam keluarga Yesus dibimbing Yusuf dan disebut "anak tukang kayu" (Mat 13:55), Ia tidak terkenal, Ia hidup seperti orang biasa di antara orang-orang tetangga-Nya. Paus Paulus VI berkata, bahwa Nasaret adalah suatu sekolah, di mana kita dapat belajar mengenal bagaimana hidup Kristus, dan dengan demikian kita akan dapat memahami makna Injil yang diwartakan-Nya, dan dapat kita hayati dalam hidup keluarga sehati-hari. Kita kiranya dapat belajar sebagai berikut :

    Pertama : kita belajar memiliki ketenangan hati. Kita sekarang hidup di tengah keramaian, kesibukan, ketegangan. Ketenangan Nasaret mengajar kita untuk bersikap tenang, memiliki kedalaman batin, mendengarkan suara Allah, merenungkan dan menangkap kehendak-Nya, dan berdoa dengan penuh kepercayaan, yang hanya diketahui oleh Allah sendiri.

    Kedua : kita belajar mengenal keluarga Nasaret sebagai rumah seorang tukang kayu, tentang pekerjaan dan semangat kerja Yusuf. Kita belajar bahwa setiap karya/pekerjaan memiliki nilai atau martabatnya sendiri. Semua karya dibutuhkan orang. Bukan kehebatan karyanya, melainkan semangat dalam melaksanakannya, itulah yang penting. Misalnya, nilai karya yang kita lakukan bukan dihargai Tuhan hanya menurut sistim ekonomi atau ilmu teknik mana yang kita ikuti, melainkan lebih memperhatikan nilai niat, kehendak dan semangat kerja kita yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Itulah yang sungguh berharga!

    Ketiga : Kita diajak merenungkan kembali juga makna dan nilai perkawinan dan keluarga kristiani sejati. Situasi dan kondisi masyarakat kita dewasa ini, dengan segala macam iklan, kegiatan, gerakan yang memperkenalkan gambaran tentang perkawinan yang sangat menarik : seperti pakaian nikah gaya baru, kartu undangan yang indah, resepsi meriah bernilai tinggi, rumah tempat kediaman yang elok. Namun, jangan pernah melupakan persiapan mental, persiapan batin yang tak boleh terlupakan.

     Kesederhanaan Yusuf dan Maria, sebelum dan sesudah hidup sebagai keluarga, ketulusan hati, rasa saling menghargai dan mengasihi, kesediaan saling memahami dan menolong, dan tanggungjawab total terhadap anak mereka, semua itu harus kita terjemahkan sebagai nilai-nilai luhur dalam penghayatan kehidupan keluarga kristiani di zaman kita sekarang ini. Seperti keluarga Yusuf, Maria dan Yesus di Nasaret dahulu merupakan sumber Injil bagi masyarakatnya pada waktu itu, demikian pula semoga keluarga-keluarga kristiani di zaman kita sekarang ini juga dapat merupakan sumber pewartaan Injil tentang keluarga sejati yang sungguh membahagiakan bagi masyarakat kita sekarang ini.

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/