Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

HARI MINGGU BIASA XIII/C/2019

Raj 19:16b.19-21; Gal 5:1.13-18; Luk 9:51-62;

PENGANTAR
    Pada hari Minggu Biasa ke XIII ini, Lukas dalam Injilnya (9:51-6) mengajak kita semua untuk mendengarkan panggilan Yesus. Menurut Lukas, dalam panggilan Yesus itu memiliki tiga hal yang patut kita perhatikan : 1. Orang-orang Samaria menolak kehadiran Yesus. 2. Ada pula seseorang yang berkata kepada Yesus : "Aku akan mengikut Engkau, ke mana pun Engkau pergi. Tetapi ketika Yesus berkata kepadanya "Ikutlah Aku!", orang itu lalu menjawab : "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku". 3.Yesus menjawab : "Biarlah orang mati menguburkan orang mati, tetapi engkau pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana!" Marilah kita dalam perayaan Ekaristi ini mendengarkan serta menerima dan memahami arti panggilan Yesus yang ditujukan kepada kita.

HOMILI
    Ketiga hal yang disampaikan dalam Injil Lukas kepada kita memang ada hubungannya satu sama lain. Tetapi pada kesempatan ini marilah perhatian kita ditujukan kepada hal yang ketiga, di mana kata-kata Yesus terdengar sangat keras bagi hati kita. Yesus berkata "Biarlah orang mati menguburkan orang mati". Bukankah hal ini bertentangan dengan Perintah Allah keempat : "Hormatilah ibu-bapamu?" Dalam Injil Lukas, Yesus minta orang yang mau mengikuti Diri- Nya supaya tidak memikirkan orang tuanya, bahkah harus melupakan pemakaman bapanya. Bahkan di dalam Injil yang lain Yesus menekankan, bahwa siapapun yang lebih mengasihi bapak dan ibunya melibihi Diri-Nya, tidak pantas menjadi murid-Nya! Tetapi serangan terhadap kata-kata Yesus itu ditanggapi dengan kata-kata Yesus lain, yang menegaskan tetap berlakunya nilai tinggi ikatan keluarga, seperti kesatuan perkawinan yang tak terpisahkan, dan kewajiban menolong bapak dan ibu setiap orang.

    Sebenarnya titik tolak yang harus kita perhatikan dalam menghadapi ibaratnya "pertentangan" kata-kata adjaran Yesus ialah pertanyaan mendasar yang pernah disampaikan kepada murid-murid-Nya: "Siapakah Ibu-Ku? Dan siapakah saudara-saudara-Ku? Dan jawaban yang diberikan-Nya sendiri berbunyi : "Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (Mat 12:48-50).

    Ternyata Yesus sama sekali tidak menghapus ikatan insani keluarga, sebagai ikatan antar manusia menurut tata hubungan duniawi. Ia menambahkan dan mewahyukan suatu susunan keluarga baru, di mana Allah adalah Bapa, sedangkan laki-laki dan perempuan semua itu adalah saudara, yaitu berkat iman kepercayaan yang sama kepada Yesus Sang Penyelamat!

    Latar belakang budaya dan adat istiadat Yahudi sezaman dengan Yesus atau kontemporer patut diperhatikan! Menurut budaya mereka seorang anak laki-laki hanya diberi izin meninggalkan rumah keluarga untuk belajar Taurat. Tetapi Yesus untuk zaman-Nya tidak berkata : "Barangsiapa mengasihi bapak dan ibu melebihi Taurat tidak pantas terhadap Taurat". Yesus berkata : "Barangsiapa mengasihi bapak atau ibunya melebihi Aku, tidak pantas menjadi murid-Ku". Yesus menempatkan diri-Nya di atas kedudukan Taurat, dan itu memang hanya mungkin dilakukan oleh seseorang yang memang lebih besar atau tinggi dari pada Taurat ataupun Musa meskipun telah memaklumkannya.

    Memang Injil Lukas hari ini yang memberikan ceritera kepada kita tentang keinginan seseorang untuk mengikut Yesus. Tetapi juga diikuti penegasan Yesus tentang syaratnya untuk dapat mengikut-Nya. Sepintas lalu syarat yang diajukan Yesus itu memang menimbulkan hal-hal yang bertentangan. Tetapi apabila kata-kata Yesus yang diucapkan-Nya pada suatu kesempatan, ditempatkan dan ditafsirkan dalam hubungan atau konteksnya dalam kabar gembira sebagai keseluruhan, ternyata hal-hal yang tampaknya bertentangan itu justru memberikan keterangan yang benar dan utuh.

    Injil hari ini justru memberitakan intisari kabar gembira yang sebenarnya. Dan hanya Yesuslah yang dapat melakukannya! Sebab hanya Dialah yang memilik otoritas/wewenang untuk melakukannya. Yesuslah yang dapat menunjukkan urutan hirarkis nilai yang benar! Tetapi tiada seorang pun akan mau dan mampu menerima ajaran Yesus, apabila ia tidak mau menerima pribadi-Nya sebagai Sang Penyelamat.

    Gereja adalah "Keluarga Allah". Gereja sebagai keluarga yang didirikan oleh Kristus tidak bertentangan dengan keluarga manusiawi kita. Gereja adalah justru pewarta kebahagiaan keluarga yang sejati dan merupakan penjaminnya. Maka sangat sayanglah bahwa banyak pertentangan pendapat dalam masyarakat kita justru menghambat ajaran dan daya upaya Gereja untuk melindungi dan menyelamatkan keluarga dalam hidup perkawinan dan pekerjaan. Marilah kita semua sebagai Gereja makin sadar bahwa kita justru terpanggil untuk ikut berusaha ikut membawa keluarga kita masing-masing dan keluarga sesama kita kepada kebahagiaan sejati menurut ajaran Yesus Kristus.

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/