PENGANTAR
Injil Matius hari ini memberi kisah tentang orang-orang majus, atau orang-orang bijak yang datang dari jauh untuk menyampaikan pernghormatan kepada raja, yang baru dilahirkan, meskipun bukan di negara mereka sendiri. Mereka datang “dari timur”, artinya daerah yang dulu disebut Bab-lonia dan Persia Utara, kini adalah Irak dan Iran Utara. Marilah kita berusaha memahami apa yang dikisahkan Matius dalam Injilnya, sambil membandingkannya dengan kisah menurut Injil karangan Lukas, yang menceriterakan kedatangan para gembala untuk menyaksikan kelahiran Yesus di Betlehem. Kedua Injil itu mengisahkan penampakan diri Allah (epiphania, epifani) dengan menggunakan “bahasa pewartaan”, atau bentuk “komunikasi iman” yang berlainan, namun mempunyai tujuan yang sama.
HOMILI
Warta gembira (Injil) yang ingin disampaikan baik oleh Matius maupun Lukas adalah kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat sejati. Matius mengalamatkan wartanya itu kepada orang-orang Yahudi. Lukas mewartakan peristiwa kelahiran Yesus kepada segala bangsa, bukan hanya kepada oranga yahudi. Kelahiran Yesus merupakan suatu penampakan diri Allah, yang disampaikan “dari atas” oleh Allah sendiri dengan perantaraan manusia-manusia, yakni orang-orang majus (Mt) dan para gembala (Lk). Allah menggunakan “bahasa” yang sesuai dengan cara berpikir masing-masing. Menurut bahasa modern dapat dikatakan, bahwa Allah berkomunikasi dengan manusia secara kontemporer dan adaptif untuk dipahami, seperti diungkapkan oleh Matius dan Lukas
Kepada para gembala, Tuhan berbicara lewat penampakkan malaekat dan bala tentara surgawi. Tetapi kepada kepada orang-orang majus, yang mahir dalam ilmu perbintangan sekaligus ulama, Tuhan berbicara lewat isyarat bintang.
Yang ingin disampaikan oleh Matius maupun Lukas ialah, bahwa baik orang-orang majus maupun gembala-gembala mencari Dia yang baru lahir. Dan setelah melihat-Nya, menurut Lk (2:18) masyarakat keheranan ketika mendengar para gembala berceritera tentang kata-kata malaikat mengenai Anak yang baru lahir itu. Dan menurut Mt (2:3) Herodes dan seluruh isi Yerusalem terkejut, ketika mendengar kata-kata orang-orang majus. – Anehnya, bahkan ironislah, bahwa mereka yang heran dan terkejut itu adalah orang-orang yang sebenarnya sudah berada di dekat sekali dengan Dia yang baru lahir itu! Dalam Injil Lk mereka itu sudah ada di tempat Maria melahirkan Yesus itu. Menurut Mt ahli-ahli Taurat Yahudi dan Herodes sendiri melalui Kitab-Kitab mereka sudah tahu tentang akan datangnya Almasih. Namun tidak menginsafi apa yang sedang terjadi di dekat mereka! Para ulama di Yerusalem dapat mengetahui peristiwa di Betlehem itu, tetapi tidak memahami maknanya. Juga di antara orang-orang yang mendengar kata-kata para gembala hanya Marialah yang berusaha memahaminya! “Maria menyimpan semua perkataan itu dalam hatinya dan memikir-mikirnya”.Artinya, Maria bersikap mau menerima misteri atau hal-hal yang tak selalu dapat dipahami dalam hidupnya, sedangkan orang-orang lain pada umumnya hanya sekadar terheran-heran saja!
Apa pesan Injil Matius dan Lukas itu bagi kita sekarang ini?
Orang-orang majus itu temasuk orang-orang penting, orang-orang “gede”, orang-orang VIP bahkan VVIP dsb., dan gembala-gembala itu orang-orang sederhana, orang pinggiran, tak berkedudukan penting dsb. Pendek kata, kita semua tanpa perbedaan diajak periksa diri: aku ini termasuk “orang gede” ataupun “orang biasa”, dan apakah termasuk golongan orang-orang majus atau gembala, yang peka menerima bimbingan dari Tuhan untuk menemukan Yesus sebagai Penyelamatku yang sesungguhnya?
Yesus yang menampakkan Allah sebagai Penyelamat dilahirkan dalam situasi dan kondisi begitu sederhana di Betlehem. Tetapi sekarang pun Yesus tiada hentinya menampakkan diri dalam kelahiran-Nya di Betlehem-Betlehem baru di mana orang-orang hidup. Khususnya di daerah-daerah di mana ada bencana, pertentangan, permusuhan, kemiskinan. Komunikasi diri Allah untuk menampakkan diri kepada kita di Betlehem-Betlehem baru sekarang ini harus dapat kita terima dan pahami seperti dilakukan oleh orang-orang majus maupun gembala-gembala itu. Kita harus merenungkan dan memahami seperti Maria!
Yesus memang tidak menampakkan diri sebagai Penyelamat di dalam istana Herodes! Mengapa? Karena kalau Yesus sebagai Sang Penyelamat mau datang kepada Raja Herodes, Ia harus tampil dengan segala kemegahan, sebagai “Orang Besar”, “Orang Gede” dan berkedudukan tinggi. Bukan sebagai orang biasa, apalagi sebagai orang yang tampak sederhana! Memang, Yesus hanya datang kepada orang sederhana dan tulus, yang tahu serta sadar akan dirinya sebagai manusia terhadap Allah Penciptanya. Orang yang ingin dipandang sebagai orang “gede” tidak akan mengenal Penebus-Nya!
Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.
kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm