Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU PASKAH III/A/2017

Kis 2:14.22-33; 1 Pt 1:17-21; Luk 24:13-35;

PENGANTAR
    Kisah Rasul (Bac.I) menyampaikan sebagian dari khotbah Petrus pada hari Pentakosta kepada orang-orang Yahudi. Intinya, Allah yang mahakuasa telah membangkitkan Yesus orang Nasaret, yang adalah Almasih. Maut ternyata tidak menguasai Dia. Berabad-abad sebelumnya menurut Kitab Suci Daud sudah menyadarinya. Yesus berbagi daya hidup-Nya, yaitu Roh Kudus, kepada murid-murid-Nya. Di situlah letak sumber kekuatan mereka, sehingga mereka berani tampil di depan masyarakat mewartakan kebangkitan Kristus itu. Inilah yang terjadi sesudah Pentakosta.

    Ceritera dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus menggambarkan suasana sebelum Pentakosta. Kristus sudah bangkit, telah menampakkan diri, tetapi murid-murid-Nya belum mengenal-Nya kembali. Injil hari ini mengajak kita untuk mengikuti perjalanan kedua murid itu untuk mengenal Yesus yang telah bangkit dan selalu hadir di tengah kita, juga di dalam hidup kita di zaman kita sekarang ini.

HOMILI
    Perjalanan dari Yerusalem ke Emaus 11 km yang ditempuh sekitar 2-2,5 jam dipakai oleh Lukas untuk menggambarkan perjalanan batin yang harus ditempuh kedua murid Yesus, sebagai gambaran waktu perjalanan batin kita, untuk memahami makna kebangkitan Kristus bagi kita sekarang ini juga.

    Yesus yang tidak mereka kenal dan dianggap sebagai musafir (orang asing) bertanya apa yang mereka bicarakan. Keduanya berceritera tentang Yesus dari Nasaret. Maksud Lukas ialah supaya para pembaca Injilnya, termasuk kita juga, sungguh mengenal siapa Yesus dari Nasaret itu. Lukas ingin mempertemukan pembaca-pembaca Injilnya dengan Yesus yang dianggap sebagai musafir.

    Apa artinya? Kita masing-masing diajak menceriterakan pengalaman kita hingga sekarang ini mengenai Yesus kepada Dia Sendiri! Ia menyertai perjalanan kita sejak kita merasa mengenal Dia. Ia tahu perjalanan kita mengalami aneka masam kekecewaan batin, yang sebenarnya berasal dari gambaran kita yang keliru tentang Yesus, yang sebenarnya adalah tumpuan harapan hidup kita. Yesus mendengarkan keluhan dan sikap kedua murid dari Emaus yang kurang percaya itu terhadap kesaksian para perempuan mengenai Yesus (ay. 22-24). Yesus juga mendengarkan sikap kurang percaya kita akan kehadiran Kristus, apabila mengalami masalah dan kesukaran dalam hidup kita.

    Yesus, Sang Musafir, itu menanggapi kisah kedua murid itu dengan berkata: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang dikatakan para nabi" (Luk 24:25). Bahasa tanggapan Yesus yang seolah-olah keras, dimaksudkan sebagai undangan kepada murid-muird-Nya untuk berpikir dan memahami apa yang sebelumnya pernah tiga kali telah dikatakan oleh Yesus. Tiga kali Yesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya (Luk 9:22; 9:33-45; 18:31-34) jalan yang harus ditempuh oleh Mesias. Telah dinubuatkan bahwa Mesias harus menderita menuju kemulian-Nya. Ia akan menghadapi musuh, menderita dan bahkan dibunuh, tetapi akan dibangkitkan pada hari ketiga. Tiap kali murid-murid-Nya tidak bisa memahami mengapa Mesias harus menderita, bahkan dibunuh, agar dapat menerima kemuliaan-Nya.

    Demikianlah perjalanan dari Yerusalem ke Emaus ditampilkan sebagai perjernihan gagasan para murid, tetapi juga penjernihan gagasan kita masing-masing!, mengenai Yesus. Cara berpikir yang dihidangkan Lukas sangat sederhana. Kedua murid itu diminta mengingat-ingat kembali semua yang sudah pernah mereka dengar tentang Dia. Tetapi mereka itu diajak membaca kembali pengalaman mereka itu bukan dengan pikiran-pikiran atau angan-angannya sendiri, tetapi dengan menggunakan sumber kepercayaan yang sejati, yaitu Kitab Suci "mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi". Demikian juga kita diajak selalu bersedia berdialog dengan sabda Tuhan sendiri yang terdapat dalam Kitab Suci dan ajaran Gereja! Hanya dengan demikianlaj "hati kita berkobar-kobar!"

    Akhirnya hanya dengan proses perjalanan batin serupa itu, kedua murid itu mengenal Dia. Perjamuan makan adalah saat kebersamaan persaudaraan dan kekeluargaan yang paling akrab. Pada saat mereka makan bersama seperti dialami kedua murid dari Emmaus, yakni “ketika Ia memecah-mecah roti” kedua murid itu baru mengenal Yesus kembali.

    Pesan Lukas dalam Injilnya hari ini ialah: Mereka yang percaya bahwa Yesus telah bangkit, juga akan mempercayai kehadiranNya di tengah-tengah kehidupan mereka. Dan terutama kehadiran dan pemberian diri Yesus di dalam perjamuan ekaristi.

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/