Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU PASKA VII/A/2014

Kis 1:12-14  1 Ptr 4:13-16  Yoh 17:1-11a

PENGANTAR
     Bacaan Injil untuk hari ini termasuk suatu bagian dari Injil Yohanes yang disebut “Doa Imami Yesus” (Yoh 17), suatu doa Yesus sebagai imam, yang ditujukan kepada Bapa-Nya di surga. Doa itu terdiri dari tiga bagian: Yoh 17:1-5 doa untuk diri Yesus sendiri; Yoh 17:6-19 doa untuk murid-muridNya yakni para rasul; Yoh 17:20-26 doa untuk segenap murid-Nya, yakni semua orang yang percaya kepada Kristus, termasuk kita semua! Hari ini dalam Gereja disebut Hari Minggu Komunikasi Sedunia.

HOMILI
     Marilah kita sekarang ini, Hari Minggu Komunikasi Sedunia, kita khusus merenungkan doa imami Yesus yang sangat padat isinya. Sebab doa Yesus adalah suatu  doa dalam bentuk  komunikasi permohonan universal  bagi diri-Nya sendiri, namun sekaligus juga bagi seluruh umat-Nya. Kita membatasi diri dengan doa-Nya yang kita dengarkan dalam Injil hari ini,yang terdapat dalam Yoh 17:1-11a.

     Doa Yesus mulai dengan ucapan: Ya, Bapa, telah tiba saatnya: permulia-kanlah  Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau”. Doa Yesus itu diucapkan-Nya justru menjelang saat Ia akan memasuki masa penderitaan-Nya. Saat kemuliaan yang dimaksudkan Yesus bagi diri-Nya itu ternyata adalah penderitaan dan kematian-Nya! Dalam ucapan doa-Nya itu terungkaplah siapakah Yesus Kristus itu sebenarya sebagai Penebus. Ia mengungkapkan diri-Nya sebagai putera, yang taat sepenuhnya kepada Bapa-Nya dengan menyediakan diri sebagai korban mutlak tanpa batas. Ia tidak memikirkan diri-Nya sendiri. Seluruh hatinya tercurahkan kepada kasih Bapa, yang mengasihi umat manusia ciptaan-Nya. Ketaatan dan kesetiaan-Nya dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan Bapa kepada-Nya di dunia ini adalah untuk menyelamatkan manusia. Tetapi tugas-Nya tersebut dipercayakan juga kepada murid-murid-Nya. Karena itulah doa imami Yesus merupakan sumber kepercayaan dan kekuatan bagi segenap murid-Nya abad demi abad sampai sekarang. Yesus mengajar kita bagaimana kita harus berdoa. Yesus berdoa pertama-tama agar supaya Bapa-Nya dimuliakan dengan memuliakan Putera-Nya. Tetapi apakah kemuliaan paling agung, yang merupakan puncak kehidupan Yesus Putera Allah Bapa, yang tunggal itu? Tak lain tak bukan adalah pengorbanan dir-Nya yang berdarah di kayu salib!

     Maka kita sungguh bertanya: 
Bagaimana mungkin bahwa kemuliaan Yesus yang benar adalah kematian  Yesus yang begitu hina di kayu salib? - Jawabnya yang pertama ialah, bahwa kasih Allah tidak mengenal batas. Kasih Allah tidak akan berkata: “Kasih-Ku Kubatasi sekian saja, tidak lebih dari itu”! Yesus berkata kepada Bapa-Nya: “Ya, Bapa, ampunilah mereka!”  Kata-kata Yesus itu merupakan penegasan, bahwa kasih adalah lebih kuat daripada dosa. Dan kemudian kebangkitan-Nya yang berlangsung sesudah kematian-Nya di salib, merupakan bukti bahwa kasih lebih kuat daripada kematian! Dan jawaban kedua ialah, bahwa kematian di salib merupakan pelaksanaan perutusan Kristus. Ia taat kepada Bapa-Nya untuk menebus dan menyelamatkan umat manusia sampai mati. 

     Menyadari isi doa imami Yesus itu , maka kita bertanya: Apakah aku ini bersedia memikul salib percobaan dalam hidupku melalui jalan yang telah ditempuh oleh Yesus Kristus sendiri? Pernahkah dan sungguhkah aku berani melaksanakan “Imitatio Christi”, artinya mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh dalam hidupku?  Memikul salib adalah satu-satunya cara yang benar dan pasti untuk sungguh mengasihi Kristus dan memuliakan Allah Bapa-Nya.

     Akhirnya pesan mendasar yang terungkap dalam doa imami Yesus juga ditujukan kepada kita semua untuk sekarang ini. Segenap pewartaan dan pesan yang disampaikan Yesus seperti tersimpan dalam Injil ialah kepercayaan-Nya (trust, confidence), yang tak akan berubah kepada pengikut-pengikut atau murid-murid-Nya, termasuk kita semua! Bahkan kepercayaan-Nya itu tetap terpelihara ketika Ia akan mati di salib, dan ketika ditinggalkan oleh murid-murid-Nya dalam kondisi-Nya yang sangat hina. Yesus tetap memiliki kepercayaan kepada Bapa-Nya yang mengasihi-Nya, tetapi Yesus juga tetap percaya kepada murid-murid yang meninggalkan-Nya.

     Maka berdasarakan kepercayaan Yesus sebesar itu kepada murid-murid-Nya, marilah kita menanggapi dan membalas kepercayaan Yesus kepada kita semua sebagai Gereja sekarang ini juga. Kita dipanggil ikut mengambil bagian dalam perutusan/misi-Nya. Pertama-tama kita mengadakan transformasi dalam diri dan watak kita masing-masing. Kemudian mengadakan transformasi bersama-sama dalam keluarga, komunitas dan masyarakat. Jangan sampai kepercayaan penuh yang diberikan oleh Kristus kepada kita, sesuai dengan kedudukan dan keadaan kita masing-masing, tidak  kita tanggapi dan  tidak kita laksanakan dengan sungguh-sungguh. Kita sendiri sebagai manusia yang lemah secara sendirian bahkan secara bersama-sama tidak mampu mengubah situasi dan kondisi hidup pribadi maupun masyarakat seperti kita inginkan  menurut ajaran dan teladan Kristus. Namun marilah kita semua selalu diteguhkan dengan kepercayaan  (trust, confidence) yang sudah dilimpahkan Kristus  kepada kita, untuk dapat hidup dan berbuat seperti Dia, seperti telah dipastikan-Nya dalam doa imami-Nya. 

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

 

buku Katekese terbaru dari Mgr. FX. Hadisumarta. O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/