Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki,( 67, 834 / 883-901)
SEJARAH PAUS

Ensiklik & Surat Paus

Dokumen KV 2

No: masukkan no. yang dikehedaki - 0 (nol) untuk melihat daftar isi-(catatan kaki lihat versi Cetak) 

TRADISI SUCI

tradisi atau kata latinnya traditio dalam ranah gerejawi dapat berarti :
Hal-nya (ajarannya) yang diwarsikan dari generasi ke generasi.

Contoh : kita mewarisi Tradisi bahwa Yesus Lahir dari Perawan Maria. Berbagai cara pewarisan itu (kerigma ekklesiastikon predicatio ecclesiastica).
Contoh : Tradisi bercerita bahwa ketika berjalan memangul salib, Yesus berjumpa dengan seorang wanita saleh, Veronica, yang mengusap wajah-Nya.

Allah sendiri menentukan bahwa seluruh wahyu diteruskan, agar dengan demikian semua orang segala zaman dapat mengenal Allah dan dapat diselamatkan.

Kehendak Allah ini menjadi nyata dalam perintah Kristus untuk mewartakan Injil sampai ke Ujung Bumi (Mat 28:19-20; Kis 1:8).

Para Rasul menjalankan perintah itu dengan 2 cara, yaitu dengan :

  1. Pewartaan tidak tertulis/lisan ( = Tradisi)
  2. Perwataan tertulis (Kitab Suci)


Mereka pun mempercayakan kedua cara pewartaan ini kepada pangganti mereka, supaya Injil tinggal tetap hidup dan utuh di dalam Gereja.

Tradisi Suci, yang mencakup segala sesuatu yang membantu pengudusan hidup dan pengembangan umat Allah, berkembang di dalam Gereja dengan Bantuan Roh Kudus.

Dalam Konsili Trente menegaskan bahwa kebeneran-kebenaran iman yang terwahyukan dalam Kitab Suci dan Tradisi Lisan datang dari Allah melalui Para Rasul ; ada sumber-sumber yang terpercaya mengenai hal itu.

Jelas bahwa ada Tradisi Ilahi yang tidak termuat dalam Kitab Suci ; perwahyuan yang secara lisan diberikan Yesus kepada Para Rasul, atau dari Inspirasi Roh diwarsikan para Rasul kepada Gereja.

Kitab Suci sebagai Tradisi Tertulis, bukanlah satu-satunya sumber perwahyuan dari Allah kepada Gereja, tetapi berdampingan dengan Tradisi Lisan.

Sulit juga menemukan dalam Alakitab, nas yang menunjukan bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya sumber perwahyuan. Dasar untuk mengatakan bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya sumber akan tidak bisa lain daripada yang ada di dalam Kitab Suci, sulit memberi dasar pada kanonisasi Alkitab Sendiri; sehingga sumbernya hanya akan ada di “luar Kitab Suci” juga. Dengan demikian sesungguhnya diakuilah adanya Tradisi Lisan yang mempunyai dasar ilahi juga.

Ayat-ayat yang mengandung gagasan Tradisi
  • Kis 2:42 dimana dikatakan bahwa jemaat Kristen perdana bertekun dalam pengajaran Para Rasul, jauh sebelum tulisan-tulisan Perjanjian Baru sendiri lahir. Jadi kehidupan iman gereja tidak terbatas pada buku saja, tatapi juga pada ajaran lisan para pemimpin suci yang ditetapkan oleh Tuhan.
  • 1Kor 15:3 dimana dikatakan oleh Paulus bahwa kebenaran tentang Yesus Kristus dia terima sendiri (jelas secara lisan).
  • 2Tes 2:15 dimana Paulus menasehati umatnya: “Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan maupun secara tertulis.”
    Ajaran-ajaran yang tidak tertulis semacam itulah yang kita sebut Tradisi.
  • Yoh 20:30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini.
  • Yoh 21:25 “masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat Yesus, tetapi jikalau semua itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab yang harus di tulis itu.”

Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1Tim 2:4), artinya supaya semua orang mengenal Yesus Kristus. Karena itu Kristus harus diwartakan kepada semua bangsa dan manusia dan wahyu mesti sampai ke Batas-Batas dunia."Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya dan diteruskan kepada segala keturunan" (DV 7).(KGK 74)

"Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2Kor 1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan karunia-karunia ilahi kepada mereka" (DV 7). (KGK 75)

Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7). (KGK 76)

Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus, dinamakan "tradisi", yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat erat berhubungan dengannya. "Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya" (DV 8). "Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian akan kehadiran tradisi itu yang menghidupkan, dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa" (DV 8). (KGK 78)

Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul, yang meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka dengar dari Roh Kudus. Generasi Kristen yang pertama ini belum mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi teologis, disipliner, liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus. (KGK 83)

"Tradisi Suci dan Kitab Suci merupakan satu perbendaharaan keramat Sabda Allah yang dipercayakan kepada Gereja " (DV 10). Di dalamnya Gereja yang berziarah memandang Tuhan, sumber segala kekayaannya, seperti dalam sebuah cermin. (KGK 97)