Dokumen Gereja
Dokumen Gereja
www.imankatolik.or.id
Cari Kata dalam Dokumen Gereja
www.imankatolik.or.id
Dokumen:
Nomor:
masukkan no. yang dikehedaki - 0 (nol) untuk melihat daftar isi-(catatan kaki lihat versi Cetak)
Dokumen:
Kata:
masukkan kata yang akan dicari (catatan kaki lihat versi Cetak)

71.Imam selebranlah yang memimpin doa umat dari tempat duduknya. Secara singkat ia sendiri membukanya dengan mengajak umat berdoa, dan menutupnya dengan doa. Ujud-ujud yang dimaklumkan hendaknya dipertimbangkan dengan matang, digubah secara bebas tetapi sungguh cermat, singkat, dan mengungkapkan doa seluruh umat.

Menurut ketentuan, ujud-ujud doa umat dibawakan dari mimbar atau tempat lain yang serasi, entah oleh diakon, solis, lektor, entah oleh seorang beriman awam lainnya.[*]

Selama doa umat, jemaat berdiri dan mengungkapkan doa mereka entah lewat permohonan yang diserukan bersama-sama sesudah tiap-tiap ujud, entah dengan berdoa dalam hati.

72.Dalam perjamuan malam terakhir, Kristus menetapkan kurban dan perjamuan Paskah yang terus menerus menghadirkan kurban salib dalam Gereja. Hal ini terjadi setiap kali imam, atau nama Kristus Tuhan, melakukan perayaan yang sama seperti yang dilakukan oleh Tuhan sendiri dan Dia wariskan kepada murid-murid-Nya sebagai kenangan akan Dia.[*]

Dalam perjamuan itu, Kristus mengambil roti dan piala berisi anggur, dan mengucap syukur; Ia memecah-mecah roti, dan memberikan roti serta anggur kepada murid-murid-Nya seraya berkata," Terimalah ini, makanlah dan minumlah; inilah Tubuh-ku; inilah piala darah-Ku.
Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku."Oleh karena itu, Liturgi Ekaristi disusun oleh Gereja sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kata-kata dan tindakan Kristus tersebut:
1. Waktu persiapan persembahan, roti dan anggur serta air dibawa ke altar; itulah bahan-bahan yang sama yang juga digunakan Kristus.
2. Dalam Doa Syukur Agung dilambungkan syukur kepada Allah Bapa atas seluruh karya penyelamatan, dan kepada-Nya dipersembahkan roti dan anggur yang menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
3. Melalui pemecahan roti dan komuni, umat beriman, meskipun banyak, disatukan karena menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang satu, sama seperti dahulu para rasul menerimanya dari tangan Kristus sendiri.

73.Pada awal Liturgi Ekaristi, bahan persembahan, yang nantinya menjadi Tubuh dan Darah Kristus, dibawa ke altar.

Pertama-tama disiapkan altar atau meja Tuhan, yang merupakan pusat seluruh Liturgi Ekaristi.[*] Pada altar ditata korporale, purifikatorium, Misale, dan piala, kecuali kalau piala disiapkan di meja ? samping.

Lalu bahan persembahan dibawa ke altar. Alangkah baiknya kalau umatlah yang membawa roti dan anggur, lalu diterima oleh imam atau diakon dan diletakkan di atas altar. Meskipun sekarang roti dan anggur tidak disediakan sendiri oleh umat seperti pada zaman dulu, namun ritus mengantar persembahan ini tetap mengandung arti dan nilai rohani yang sama.

Pada saat ini diterima juga uang atau bahan persembahan lain untuk orang miskin atau untuk Gereja, yang diantar oleh umat beriman atau yang dikumpulkan di dalam gereja. Semua ini tidak diletakkan di atas altar, melainkan di suatu tempat lain yang pantas.

74.Perarakan mengantar bahan persembahan ke altar sebaiknya diiringi dengan nyanyian persiapan persembahan (bdk. no.37,b). Nyanyian itu berlangsung sekurang-kurangnya sampai bahan persembahan tertata di atas altar. Untuk nyanyian persiapan persembahan berlaku petunjuk yang sama seperti nyanyian pembuka, (bdk. no.48) di atas. Kalau tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian.

75.Roti dan anggur disiapkan di altar oleh imam sambil mengucapkan rumus-rumus yang telah ditentukan. Imam dapat mendupai bahan persembahan yang telah disiapkan di atas alter; kemudian imam juga mendupai salib dan altar sendiri. Pendupaan itu melambangkan persembahan dan doa Gereja yang naik ke hadirat Allah seperti kumpulan asap dupa. Sesudah itu, imam dan umat pun dapat didupai oleh diakon atau pelayan lain; imam didupai karena pelayan kudus yang ia sandang, umat didupai karena martabat luhur yang mereka peroleh lewat pembaptisan.

76.Setelah itu imam membasuh tangannya di sisi altar. Ritus ini melambangkan bahwa ia menginginkan hati yang bersih.

77.Bila bahan persembahan itu sudah di tata di altar dan semua acara yang mengiringinya sudah dilaksanakan, maka imam mengundang jemaat berdoa. Lalu bagian persiapan diakhiri oleh imam dengan doa persiapan persembahan yang sekaligus mengantar kepada doa persiapan persembahan yang sekaligus mengantar kepada Doa Syukur Agung.

Dalam Misa hanya ada satu doa persiapan persembahan. Doa persiapan persembahan selalu diakhiri dengan penutup singkat, yaitu:
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Kalau Putra di sebut pada akhir doa:
Yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.

78.Pusat dan puncak seluruh perayaan sekarang dimulai, yakni Doa Syukur Agung, suatu doa syukur dan pengudusan. Imam mengajak jemaat untuk mengarahkan hati kepada Tuhan dengan berdoa dan bersyukur. Dengan demikian seluruh umat yang hadir diikutsertakan dalam doa ini. Ini disampaikan oleh imam atas nama umat kepada Allah Bapa, dalam Roh Kudus, dengan pengantaraan Yesus Kristus. Adapun maksud doa ini ialah agar seluruh umat beriman menggabungkan diri dengan Kristus dalam memuji karya Allah yang agung dan dalam mempersembahkan kurban.

79.Bagian-bagian yang paling penting dalam Doa Syukur Agung ialah :
a. Ucapan Syukur, terutama dinyatakan dalam prefasi. Atas nama seluruh jemaat, imam memuji Allah Bapa dan bersyukur kepada-Nya atas seluruh karya penyelamatan atau atas alasan tertentu. Pada pesta atau masa liturgi tertentu salah satu segi dalam karya penyelamatan itu dapat lebih ditonjolkan.
b. Aklamasi. Seluruh jemaat, berpadu dengan para penghuni surga, melagukan Kudus. Sebagai bagian utuh dari Doa Syukur Agung, aklamasi ini dilambungkan oleh seluruh jemaat bersama imam.
c. Epiklesis. Dalam doa-doa khusus ini Gereja memohon kuasa Roh Kudu, dan berdoa supaya bahan persembahan yang disampaikan oleh umat dikuduskan menjadi Tubuh dan Darah Kristus; juga supaya kurban murni itu menjadi sumber keselamatan bagi mereka yang akan menyambutnya dalam komuni.
d. Kisah Institusi dan Konsekrasi. Dalam bagian ini kata-kata dan tindakan Kristus sendiri diulangi, dan dengan demikian dilangsungkan kurban yang diadakan oleh Kristus sendiri dalam perjamuan malam terakhir. Di situ Kristus mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur, dan memberikannya kepada para rasul untuk dimakan dan diminum, lalu mengamanatkan kepada mereka supaya merayakan misteri itu terus-menerus.
e. Anamnesis. Dalam bagian ini Gereja memenuhi amanat Kristus Tuhan yang disampaikan melalui para rasul,"lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku!" Maka Gereja mengenangkan Kristus, terutama sengsara-Nya yang menyelamatkan, kebangkitan-Nya yang mulia, dan kenaikan-Nya ke surga.
f. Persembahan. Dalam perayaan-kenangan ini, Gereja, terutama Gereja yang sekarang sedang berkumpul, mempersembahkan kurban murni kepada Allah Bapa dalam Roh Kudus. Maksud Gereja ialah, supaya dalam mempersembahkan kurban murni ini umat beriman belajar juga mempersembahkan diri sendiri.[*] Maka melalui Kristus, Sang pengantara, dari hari ke hari umat beriman akan semakin sempurna bersatu dengan Allah dan dengan sesama umat, hingga akhirnya Allah menjadi segala-galanya dalam semua.[*]
g. Permohonan. Dalam permohonan-permohonan ini tampak nyata bahwa Ekaristi dirayakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi; dan juga jelas bahwa kurban Ekaristi diadakan bagi kesejahteraan seluruh Gereja dan semua anggotanya, baik yang hidup maupun yang telah mati, karena semuanya dipanggil untuk mengenyam hasil penebusan dan keselamatan yang diperoleh lewat Tubuh dab Darah Kristus.
h. Doksologi Penutup. Dalam doksologi ini diungkapkan pujian kepada Allah, yang dikukuhkan dan ditutup oleh jemaat dengan aklamasi Amin agung.

80.Perayaan Ekaristi adalah perjamuan Paskah. Maka, seperti diamanatkan Kristus, umat beriman yang mempersiapkan hati dengan baik, hendaknya menyambut Tubuh dan Darah Kristus sebagai makanan dan rohani. Inilah maksud pemecahan roti dan ritus-ritus lain yang menyiapkan dan mengantar umat untuk komuni.

<<   >>