Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
Materi iman

 

 

KITAB 1 Timotius

Surat-surat pastoral kepada Timotius dan Titus
Perubahan kebudayaan yang terjadi di semua aspek kehidupan juga mempengaruhi Gereja. Di dalam kepercayaan dan kebiasaan yang sudah diajarkan kepada kita, tidak semua berasaJ dari Kristus, dan karena itu banyak hal bisa berubah. Tetapi juga ada risiko terjadinya distorsi pada iman yang otentik. Jadi, manakah pedoman keimanan di mana semua pendapat kita harus tunduk?

Masalah ini sudah pemah timbul dalam Gereja ketika pada tahun 64-67 Masehi, Petrus dan Paulus mati sebagai martir di Roma. Gereja, khususnya di Barat, tidak lagi memiliki saksi-saksi Kristus yang mampu mewartakan baik perbuatan-Nya itupun perkataan-Nya, Sulit bagi orang Yunani untuk menerima pewartaan Kristiani sebagaimana juga bagi orang Yahudi. Bahkan orang-orang yang berkehendak baik di antara para pendengar menafsirkan pewartaan - sebagaimana kita juga buat sekarang - melalui cara berpikir mereka sendiri, sehingga membelokkan pewartaan itu ke bentuk pewanaan yang sesuai dengan prasangka-prasangka pada zaman mereka.

Kemudian, datanglah kesempatan bagi orang-orang yang gemar berdiskusi untuk membahas isi pewartaan secara lebih mendalam daripada yang dilakukan rasul-rasul, bahkan untuk mengatakan hal yang belum dikatakan para rasul. Beberapa orang bahkan memberanikan diri mengajarkan doktrin mereka sendiri. Alangkah cepatnya meneladan Kristus digantikan oleh teori dan pembahasan tentang agama!

Karena itu, pengganti para rasul perlu mempertahankan doktrin yang sudah mereka terima dari para rasu!. Mereka juga harus berhati-hati dalam pemilihan dan pembentukan susunan petugas Gereja karena mereka ini harus menjaga kelestarian pewartaan yang asli. Demikianlah keprihatinan yang kita temukan dalam sural-sural kepada Timotius dan Titus.

Surat-surat yang berasal-usul sama ini diberijudul sebagai surat Paulus, tetapi baik bentuk maupun isinya memperlihatkan bahwa surat-surat ini tidak berasal dari Paulus. Pasti surat-surat ini ditulis di bawah tekanan keadaan yang baru saja disebutkan, yaitu sekitar tahun 90-100 Masehi. Karena itu dipandang baik kalau ajaran Gereja ditempatkan di bawah kuasa Paulus, dan sudah pasti bahwa beberapaalinea yang lebih pribadi, yang ditulis oleh Paulus sendiri, disisipkan pada beberapa bagian; pada bagian tertentu kita dapat dengan jelas menemukan nasihat-nasihat Paulus kepada Timotius dan Titus atau seorang pembantu Paulus lainnya.

Surat-surat kepada Timotius dan Titus ini disebut surat-surat pastoral karena surat-surat ini ditujukan kepada "gembala-gembala Gereja". Surat-surat ini patut diberi label pastoral karena satu alasan lain lagi yang sering kali kurang disadari. Sural-sural ini dialamatkan kepada para utusan Paulus yang, meski tidak diberi gelar rasul, bertindak sebagai pelayan sabda yang berpindah-pindah dan memiliki kewenangan alas gereja-gereja loka1. Mereka diingatkan akan cita-cita misionemya karena mereka rela membaktikan hidupnya bagi Kristus dan pewartaan Sabda. Namun demikian pada saat yang sama mereka diperintahkan untuk mengawasi para pelayan Gereja lokal. Entah mereka uskup, penatua atan diakon, mereka dipilih oleh jemaat dan mempergunakan sebagian waktu mereka untuk memimpin dan mengajar saudara-saudari mereka. Merekajuga merayakan sakramen Gereja seperti pembaptisan, Ekaristi dan pengurapan orang sakit.

Demikianlah kita mendapati di sini dua jenis pelayanan yang saling melengkapi untuk memenuhi tugas-tugas pastoral. Tugas yang pertama di mana' Timotius dan Titus merupakan contoh, adalah meneruskan misi para rasul, mengikuti pola hidup rnereka yang sudah ditahbiskan dan menikmati kewenangan apostolik. Tugas yang kedua adalah melatih diri rnereka di dalam jemaat yang telah memilih mereka. Dewasa ini kita berbicara ten tang kerasulan awam, karena kaum awam ini tetap menjadi milik keluarga mereka dan milik umat sekaligus, meskipun mereka telah ditahbiskan lewat penumpangan tangan dan telah diakui oleh otoritas apostolik. Kita akan berusaha untuk rnengerti .sifar saling. melengkapi ini karena perkernbangan Gereja Latin mempersatukan pelayanan yang berbeda dalam rentang waktu berabad-abad lamanya yang membentuknya menjadi satu kelompok klerus yang bersifat hirarkis. Lihat pokok ini dalam Bil 4:1 dan Ibr 9:2. Perjanjian Baru memberi kesaksian ten tang organisasi yang beraneka ragam dalam Gereja perdana di banyak wilayah budaya Kekaisaran Romawi. Di satu pihak Gereja ingin tetap tampil sebagai Gereja yang didirikan oleh pararasul, dilain pihak.gereja mengambil contoh komunitas Yahudi yang memiliki para penatua. Kemudian barulah bentuk-bentuk pelayanan dibakukan menurut kebutuhan dan konteks sosial. Mengenai Timotius, lihat Kis 16:1 tentang bagaimana Paulus bertemu dengannya. Lihat juga 1Kor 10:10 dan Flp 2:19.

Sumber : Kitab Suci Komunitas Kristiani (Edisi Pastoral Katolik)

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id