Dari Kitab Tobit kita melihat Tobit bersaksi bahwa seumur hidupnya ia selalu berusaha menempuh jalan kebenaran dan kesalehan, serta
banyak melakukan kebajikan kepada para
saudara dan segenap bangsanya. Secara khusus Tobit rnernberi kesaksian bagairnana ia menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seurnur hidupnya, yaitu dengan setia pergi ke Yerusalem untuk beribadat di Bait Suci , dengan rutin membawa persembahan
persepuluhan bagi para imam, kaum Lewi dan orang mishin, dengan mengambil isteri dari kaum keluarganya sendiri, dan dengan menjauhkan dirinya
dari makanan bangsa asing,
Dan akhirnya secara istimewa Tobit memberi
kesaksian tentang kebajikan-kebajikan apa saja
yang ia lakukan terhadap para saudara dan kaum
sebangsanya, yaitu memberi
kan makanannya kepada orang yang lapar, memerikan pakaiannya kepada orang yang telajang,
menguburkan mayat-mayat yang terlantar, dan mengundang orang
miskin ikut makan bersamanya, Menurut para ahli tafsir, "jalan kebenaran
dan kesalehan" yang ditempuh Tobit tidak lain
adalah "firman Tuhan" atau "hukum Taurat"
(bdk Mzm 119:1-176) yang tertulis dalam "Kitab
Musa" (bdk Tob 6:13; 7:13), Sebab semua yang
dilakukan atau diperbuat oleh Tobit sejalan dengan "firman Tuhan" atau "hukum Taurat" yang tertulis dalam"Kitab-Kitab Suci", yaitu "Kitab
Taurat Musa" dan "Kitab Nabi-Nabi" dan"Kitab Mazmur" (bdk Luk 24:27.44).
Dalam doanya, per
tama-tama Tobit memuji Tuhan sebagai Hakim
yang adil, yang selalu bertindak berdasarkan belas
kasihan dan kebenaran. Selanjutnya
Tobit memohon agar Tuhan mengingat dan memandang dia, serta jangan menghukum dia sekadar
dosanya sendiri atau sekedar dosa nenek moyangnya. Kemudian Tobit mengakui bahwa
ia dan nenek moyangnya telah berdosa terhadap
Tuhan, sehingga mereka memang patut dihukum
oleh Tuhan. Dan akhirnya Tobit
memohon supaya Tuhan sudi mencabut nyawanya,
karena ia tidak tahan lagi mendengar nista dan
fitnah dalam hidupnya.
Tobit
memanggil Tobia sekeluarga lalu berpesan kepada
mereka sebagai berikut: "Hai anak-anakku, aku
memerintahkan kepadamu: hendakiah
mengabdi kepada Allah dengan tulus ikhlas
serta melakukan apa yang berkenan
kepadaNya. Wajibkanlah segala anakmu,
supaya berbuat adil selagi melakukan
kebajikan; supaya ingat kepada Allah dan
selalu memuji namaNya dengan tulus ikhlas
dan sekuat tenaga. Oleh sebab itu, nak,
pergilah dari kota Niniwe danjangan tinggal
di sini. Pada hari ibumu kaukuburkan di
sampingkujangan bermalam lagi di wilayah
kota ini.
Dalam wejangan terakhir
tersebut, Tobit menasihati Tobia sekeluarga,
supaya mereka semua meneladani cara hidupnya
yang saleh, yaitu berusaha keras mengabdi kepada
Allah dengan tulus ikhlas dan melakukan apa yang
berkenan kepadaNya, serta menjauhi kelaliman
dan tipu daya (bdk Tob 1:3; 4:5). Dengan berusaha
berbuat baik sepanjang hidup dan menjauhi segala
bentuk kejahatan, diharapkan bahwa Tobia
sekeluarga pada akhirnya juga akan "hidup
dengan sejahtera" dan "meninggal dengan tenteram" sebagai "orang terhormat" dalam "usia
lanjut", sarna seperti Tobit sendiri (bdk Tob
14:2.14). Semoga keteladanan hidup Tobit dapat
memotivasi kita untuk ikut berjuang menjadi "orang mulia, baik, benar dan menjadi penderma".