Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS A/2017

Ul 7:6-11; 1 Yoh 4:7-16; Mat 11:25-30;

PENGANTAR
    Sesudah merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, hari ini kita merayakan Hari Raya Hati Yesus yang mahakudus. Baik dalam bahasa sehari-hari, maupun dalam bahasa alkitabiah atau bahasa rohani, istilah "hati" mempunyai aneka arti. Dapat berarti suatu organ dalam badan kita secara fisik, tetapi juga dapat mempunyai arti kiasan yang mengungkapkan pelbagai segi kepribadian manusia, misalnya hati yang gembira atau sedih. Marilah kita merenungkan makna Hati Yesus Yang Mahakudus yang digambarkan di dalam Injil Matius pada hari ini.

HOMILI
    Dalam Injil Matius diungkapkan doa Yesus kepada Allah Bapa-Nya: "Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi". Memang bagi kita tidak ada apapun yang lebih luhur dan mulia daripada memuji dan bersyukur kepada Allah, Bapa kita! Ia adalah Pencipta, segalanya berasal dan tergantung dari pada-Nya. Karena itu tidak mungkin ada hubungan dengan Allah, apabila kita tidak mengakui-Nya melebihi segala sesuatu apapun. Dengan demikian untuk dapat mengadakan hubungan dengan Bapa kita itu, kita harus sungguh tunduk dan rendah hati terhadap Dia. Kita harus mau mengakui kekurangan dan ketergan-tungan kita sepenuhnhya dari Dia. Dengan kata lain, kita harus bersedia tampil di hadapan-Nya sebagai anak-anak, yang sungguh tidak mampu menampakkan diri sebagai orang besar! Itulah sebabnya Yesus berkata: "Misteri Kerajaan-Mu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil". Maka agar sungguh berkenan kepada Bapa, kita harus bersedia memiliki sikap asli seorang yang rendah hati. Sikap dan semangat sebagai anak, bukan sifat kekanak-kanakan, yang harus kita miliki terhadap Tuhan!

    Yesus berkata: "Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku". Apabila kita memiliki sikap seperti seorang anak terhadap Allah Bapa, maka Allah Bapa itu pasti akan memberikan rahmat-Nya kepada kita agar mampu hidup dan berbuat sebagai putera-puteri Allah! Inilah yang juga dimaksudkan oleh Yohanes dalam Injilnya yang menulis: "Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah" (Yoh 1:12). Apabila kita adalah anak-anak Allah, maka Yesus adalah saudara kita "tertua" sebagai teladan. Kita semua bersama dengan Yesus bersatu dalam Roh Kudus yang satu dan sama.

    Selanjutnya Yesus berkata: "Tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya." Demikianlah Bapa membawa kita kepada Yesus Putera-Nya, dan Putera-Nya itu membawa kita kepada Bapa. Betapa dalamnya makna kata-kata Yesus itu bagi kita. Apabila kita merendahkan diri di hadapan Bapa, maka Ia dalam kasih-Nya yang tak terbatas tidak akan membiarkan kita berada di bawah pada kaki-Nya, melainkan Ia akan mengangkat kita kepada diri-Nya sendiri, dan menjadikan kita putera-puteri-Nya. Itulah yang dikatakan Yesus sendiri : "Barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan"(Mat 23:12).

    Untuk meyakinkan kita akan kasih-Nya kepada kita, Yesus akhirnya mengatakan kata-kata kesediaan-Nya untuk menolong kita ini: "Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang dan ringanlah beban-Ku". Dalam kenyataan yang kita alami dalam keluarga, bukankah memang benar bahwa tidak mudah, bahkan beratlah hidup dan bertugas sebagai seorang bapak dan sebagai seorang ibu? Kita semua juga mempunyai suatu tugas sebagai bapa rohani atau dalam batin terhadap sesama, yaitu sebagai orang tua terhadap anak-anaknya, diakon, imam dan uskup terhadap umat yang diserahkan kepada mereka. Karena itu apabila tugas kita terasa berat dan kita kecewa atau kehilangan keberanian menghadapi tugas kita sebagai bapa, marilah kita pergi kepada Yesus. Sebab Ia adalah satu-satunya gambaran dan teladan sebagai seorang Bapa sejati. Ia akan memperteguh kekuatan kita! Kekecewaan, penderitaan, ketakutan kerapkali kita alami, karena kita kekurangan keberanian, ketabahan hati dan kerendahan hati! Padahal Yesus dalam Injil Matius berkata: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah". "Berbahagialah orang yanglemah lembut"(Mat 5:3.5).

    Hati Yesus adalah mahakudus. Kudus berarti sesuai dengan kehendak Allah Bapa. Dan intisari kehendak Allah, yang dilaksanakan oleh Yesus, Putera-Nya, ialah kasih-Nya yang utuh kepada umat manusia ciptaan-Nya. Demikianlah mahakudus tak lain tak bukan berarti mahakasih! Karena itu marilah kita mohon kepada Allah, agar kita semua senantiasa diberkati menjadi bapak-bapak dan ibu-ibu yang sejati. Marilah kita menjadi bapak dan ibu yang kudus hatinya, artinya menjadi bapak dan ibu yang hidup dan bertindak dengan hati penuh kasih.

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/