Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

Hari Raya Paskah 2017 - Kesaksian Rasul Paulus

PENGANTAR
    Pada kesempatan merayakan Hari Raya Paskah ini, marilah kita merenungkan keyakinan Rasul Paulus akan kebangkitan Kristus. Patut kita perhatikan, bahwa kesaksian tertulis tentang Paskah yang tertua diberikan oleh Paulus. Ia menulis: "Ia telah dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci" (1 Kor 15:4). Sangat menarik bahwa nama sebutan yang dipakai Paulus untuk Yesus bukan "Yesus Kristus", melainkan Kristus Yesus, kecuali hanya satu kali menyebut Yesus Kristus. Tidak seperti dialami oleh keduabelas rasul lainnya yang dapat bergaul dengan Yesus selama beberapa tahun, Paulus hanya pernah dijumpai Yesus sesudah Ia bangkit, yaitu pada waktu Paulus bertobat. Tetapi keyakinan Rasul Paulus akan kebangkitan Yesus dapat kita jadikan landasaan keyakinan kita juga akan kebangkitan-Nya yang kokoh.

HOMILI
    Paulus mempunyai keyakinan, bahwa kematian Yesus membuktikan, bahwa maut atau kematian tidak merupakan akhir kehidupan tanpa makna, tetapi justru sebaliknya merupakan suatu awal hidup baru, yang tidak berkesudahan dan sudah dimulai sekarang ini. Kebangkitan Yesus mengajak kita bukan untuk menengok ke masa lalu, melainkan lebih ke masa depan. Yesus adalah orang pertama yang bangkit dari orang mati dan memasuki hidup baru (lih. Kis 26:23; 1 Kor 15:20; Kol 1:15). Ini kabar gembira yang disampaikan kepada kita, juga sekarang ini. Suatu optimisme yang dapat diandalkan! Bukan hanya berlaku untuk jiwa dan roh pribadi kita perorangan saja, melainkan juga untuk perubahan keadaan dan transformasi masyarakat dan dunia kita.

    Paskah atau kebangkitan Kristus menunjukkan kekuasaan Allah atas kehidupan dan kematian. Seperti ditegaskan oleh Paulus, Allah adalah "Allah yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita" (Lih. Rm. 4:24; 8:11; 2 Kor 4:14; Gal 1:1). Kesaksian Paulus yang diberikan dalam beberapa suratnya kepada pelbagai umat itu menegaskan, bahwa Allah menguasai kehidupan dan kematian, namun Ia sekaligus adalah Allah yang penuh kasih, rahim dan setia. Kristus yang bangkit selalu dapat kita jadikan pegangan keyakinan hidup kita, walaupun kita sering mengalami tantangan hidup, yang sering tidak mudah dapat kita atasi.

    Tanpa membeda-bedakan Tuhan telah memberikan kepada setiap orang proses perjalanan hidup yang sama : dilahirkan, bertumbuh, hidup, berkarya dan akhirnya mengakhiri hidup dengan kematian. Tetapi pengalaman hidup dan karya kita masing-masing dan secara bersama harus disinari dan diberi makna dengan sinar kebangkitan Yesus. Pertentangan, penolakan, penderitaan, dan akhirnya hukuman mati hina di salib ternyata bukanlah suatu kegagalan hidup dan karya Yesus sebagai Almasih! Semuanya itu diakhiri dengan kebangkitan-Nya!

    Inilah suatu kenyataan atau suatu fakta sebagai jalan yang harus ditempuh Yesus sebagai Penyelamat kita. Adakah jalan lain yang harus diciptakan Allah untuk kita yang berbeda atau berlainan dari jalan yang ditempuh Yesus sendiri? Yesus tidak memilih sendiri jalan lain, melainkan jalan yang dikehendaki Bapa yang mengutus-Nya. Ternyata di dalam ketaatan-Nya untuk melaksanakan kehendak Bapa-Nya sepenuhnya sampai kematian-Nya di kayu salib, yaitu untuk menunjukkan kasih dan kerahiman-Nya tanpa batas, Yesus dibangkitkan kembali sebagai Kristus. Yesus resmi diakui sebagai Kristus, artinya "Dia Yang Diurapi", atau secara resmi diakui sebagai Penebus umat manusia.

    Sambil bergembira dan bersyukur merayakan kebangkitan Yesus menjadi Kristus, sejauh manakah kita seperti dialami oleh Rasul Paulus dapat dan bersedia melihat penderitaan kita masing-masing, bagaimanapun bentuknya, dengan cahaya penderitaan Yesus? Namun akhirnya kita sinari lagi dengan cahaya Paskah! Kita sebagai umat kristiani selalu dapat dan harus menyinari penderitaan kita dengan cahaya kebangkitan Kristus. Kita bertanya kepada diri kita sendiri : Apakah iman Paskah atau kebangkitan ini mempengaruhi sikap dan hidup kita, baik secara perorangan, maupun dalam keluarga, dalam hubungan umat se paroki, dalam hubungan dalam masyarakat, juga di kalangan sesama kita yang beragama lain?

    Yesus telah rela berbuat baik dan adil terhadap sesama-Nya dalam masyarakat, maka ketika Ia mati, Ia dibangkitkan lagi oleh Bapa-Nya dari orang-orang mati. Dan kita sebagai orang kristiani, pengikut Yesus Kristus, juga harus rela ikut membangkitkan saudara-saudara kita dalam masyarakat yang sakit, yang mati ekonominya, mati kekurangan lapangan kerja, mati kehilangan harapan akan hidup yang layak untuk hidup sejahtera.

    Pesan kebangkitan Yesus yang kita rayakan ini, juga merupakan pertanyaan ini kepada kita semua: Apakah makna Paskah bagiku? Puaskah aku akan makna kebangkitan Yesus bagi diriku sendiri saja? Kebangkitan Kristus mengubah total pribadi Paulus, yang semula bersikap anti Yesus sesudah bertobat bersikap sebagai pro Yesus Kristus. Marilah kita bergembira merayakan Hari Raya ini dengan dengan jiwa dan semangat Rasul Paulus.

    Selamat Paskah. Semoga Yesus Kristus yang bangkit, bukan hanya untuk kebangkitan kita sendiri masing-masing, tetapi juga untuk kebangkitan harapan dan kegembiraan dalam hati semua sesama kita.

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/