Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU BIASA XXIII/A/2014

Yes 55:6-9  Flp 1:20c-24.27a  Mat 20:1-16a

PENGANTAR             
          Dalam Bacaan Pertama Nabi Yesaya memberitahukan, bahwa rancangan dan ukuran Allah tidak sama dengan ukuran manusia. Dan dalam Bacaan Kedua Paulus menegaskan bahwa ia berusaha hidup berpadanan dengan Injil Kristus. Dan dalam Injil Matius hari ini Yesus dalam sikap dan ajaran-Nya dinilai orang sebagai tidak adil. Kepada orang-orang sezaman-Nya, tetapi juga kepada kita Ia bertanya: Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?”.

HOMILI
          Perumpamaan ini hanya terdapat dalam Injil Matius. Seperti biasanyaYesus menggunakan perumpamaan-perupamaan untuk menerangkan hal-hal dalam hidup kita sehari-hari, antara lain di bidang sosial. Tetapi dalam perupamaan hari ini Yesus berbicara tentang keadaan yang pada umumnya tidak terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sebab kali ini Yesus, yang berbicara tentang tuan rumah, atau seorang pemilik kebun anggur, sebenarnya berbicara tentang Allah, Bapa-Nya. Ia berbicara tentang sesuatu yang jarang terjadi atau pada umumnya tidak dilakukan dalam masyarakat. Ajaran apa gerangan yang ingin disampaikan Yesus kepada kita?

          Pertama-tama si tuan rumah pergi sampai lima kali mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Diadakan pembicaraan dan kesepakatan tentang upah yang akan diberikan. Ternyata si pemilik kebun anggur itu pergi beberapa kali. Sebab ia melihat sangat kurangnya pelaksanaan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Dalam ceritera itu ada tiga hal yang patut kita perhatikan: 1. Si pemilik kebun anggur sendirilah yang pergi mencari pekerja sampai lima kali. 2. Ketika mengadakan perjanjian mengenai upah, ia hanya menentukan jumlah upah, yang diberikan kepada kelompok pekerja yang pertama: mereka itu diberi upah sedinar sehari.  Kepada pekerja-pekerja yang datang pukul sembilan ia berkata: ”Aku akan memberimu apa yang pantas”. Sedangkan untuk kelompok-kelompok berikutnya tidak ditentukan secara khusus tentang upahnya. Hanya diadakan perjanjian tentang bekerja di kebun anggur. 3. Petang hari pada akhir waktu kerja diadakan pembayaran upah.

          Ternyata pelaksanaan pembayaran upah kepada pekerja-pekerja dilihat dan dirasakan sangat janggal dan sulit untuk dipahami. Dalam pembayaran upah didahulukan pekerja-pekerja yang datang paling lambat dan bekerja paling pendek waktunya. Ini merupakan sesuatu urutan yang terbalik apabila dibandingkan dengan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Terutama mengapa jumlah upah yang diberikan adalah sama! Satu dinar baik untuk yang bekerja satu jam, maupun yang telah bekerja dari pagi sampai dengan petang. Mengapa si tuan rumah atau si pemilik kebun anggur berbuat demikian?  Apakah kita pun akan berbuat demikian?  Memang, justru di sinilah letak kesulitan kita untuk memahami perumpamaan yang terdapat dalam Injil Matius hari ini. Reaksi pekerja yang bersungut-sungut bisa dimengerti! Tidak ada perbedaan upah bagi mereka yang bekerja satu jam dan bekerja berjam-jam! Kita pun akan menanggapinya begitu juga!

          Menghadapi masalah ini Yesus atas nama si pemilik kebun anggur memberi keterangan sebagai berikut:
“Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murahhati”  (Mat 20:13-16).

          Jawaban pemilik kebun anggur itulah yang ingin disampaikan Yesus kepada kita! 1. Si pemilik kebun anggur itu bukan tidak adil, sebab ia berbuat sesuai dengan kesepakatannya dengan kelompok pekerja pertama: sedinar sehari. 2. Adalah hak sepenuhnya pemilik kebun anggur untuk membayar upah yang sama seperti diterima oleh kelompok pertama pekerjanya. Mereka tidak berhak mengeluh dan menuntut lainnya. 3. Untuk berbuat adil, si pemilik kebun anggur berhakberbuat dengan apa yang merupakan miliknya. Si pekerja juga berhak yang sama. 4.Yang pokok ialah: Mengapa engkau iri hati karena aku murah hati?

          Sebagai tambahan dalam perumpaman patut diperhatikan, bahwa Yesus berbicara menghadapi bangsa Yahudi zaman-Nya. Pekerja-pekerja jam pertama adalah bangsa Yahudi, yang dipanggil Tuhan untuk bekerja di kebun anggur-Nya. Jam mereka ialah waktu antatra Abraham dan Musa, lebih dari seribu tahun! Sekarang pada jam kesebelas Yesus memanggil “kaum kafir”, bangsa-bangsa lain, untuk bekerja di kebun anggur-Nya. Mereka itu ternyata berkenaan kepada Tuhan! Itulah sebabnya: “Orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu, dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir” (Mat 20:16).

          Akhirnya sebagai renungan atau untuk mawas diri, Injil Matius hari ini sangat bermakna bagi kita masing-masing maupun untuk kita bersama. Ternyata tata ukuran Allah tidak sama dengan ukuran kita sebagai manusia. Kita biasa mengukur  perbuatan manusia berdasarkan perhitungan waktu atau prestasi kerja. Yang dilakukan Allah mengatasi seluruh perhitungan duniawi kita. Kita sering mengadakan perbedaan atau kelainan kehendak dari apa yang dilakukan oleh Allah.
Pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari perumpaan tentang upah pekerja-pekerja dalam Injil hari ini?    

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

 

buku Katekese terbaru dari Mgr. FX. Hadisumarta. O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/