Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901
Materi iman
Dokumen Gereja

No: masukkan no. yang dikehedaki - 0 (nol) untuk melihat daftar isi-(catatan kaki lihat versi Cetak) 

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU XXVII/C/2010

Hab 1:2-3; 2:2-4, 2Tim 1:6-8.13-14, Luk 17:5-10

PENGANTAR

Di dalam Injil Lukas hari ini (Luk 17:5-10) digambarkan keadaan suatu komunitas orang-orang beriman, apabila ada orang berdosa. Karena suasana semacam itu sulit (lihat: ay.1-4), maka murid-murid mohon kepada Yesus: "Tuhan, tambahkanlah iman kami!". Ternyata komunitas orang-orang beriman pun tidak bebas dari kelemahan dan kekurangannya dalam hidup dan bergaul bersama. Marilah dalam perayaan Ekaristi ini, sebelum menerima Yesus kita membuka hati untuk memahami nasihat yang disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Injil hari ini.

HOMILI

Dalam Injil diceriterakan, bahwa di dalam suatu komunitas orang beriman ada 2 kesulitan yang berbahaya terhadap harmoni atau persekutuannya. Kesulitan pertama : dalam setiap komunitas tingkat kedewasaan anggota-anggotanya tidak sama, ada yang baru mulai, ada yang berkembang, dan ada yang sudah dewasa. Kata, perbuatan dan tingkat laku orang yang dewasa sering mudah membuat atau menyebabkan orang yang belum dewasa jatuh atau berdosa. (Misalnya lihat: Mat 18:6-7 dan Mrk 9:43). Kesulitan kedua : mudah timbul kesulitan, apabila warga-warga suatu komunitas saling berdosa (lih. ay.3-4). Bukankah inilah pengalaman kita dalam hidup dan pergaulan kita dengan sesama? Inilah adalah realitas! Karena itulah para murid Yesus, yang juga mengalami realitas itu, mohon: "Tuhan, tambahlah, teguhkanlah iman kami!". Bukankah kita pun semuanya sekarang mengalami hal yang sama dan mohon kepada Tuhan, supaya iman kita diteguhkan!?

Jawaban Yesus ialah: "Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah (=tercabutlah) engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu". Jawaban Yesus ini bukanlah teguran kepada murid-murid-Nya, seolah-olah mereka tidak memiliki iman, melainkan sebagai suatu undangan dan anjuran untuk menghayati iman mereka itu sepenuhnya . Iman mereka yang masih kecil bukan berarti membuat sesuatu sebagai tidak mungkin atau mustahil! Mereka sudah memiliki iman, tetapi harus diperkuat!

Selanjutnya Yesus menerangkan hubungan/relasi antara tuan dan hamba . Hubungan tuan-hamba ini jarang diketemukan dalam budaya-budaya lain, termasuk di dalam aneka kebudayaan bangsa kita! Secara singkat dirumuskan oleh Yesus: Kita adalah hanya hamba. Saya (kita?) yakin, bahwa kata-kata Yesus itu pasti diingat dan bergema dalam hati para rasul ketika mereka sebagai rasul mewartakan Kabar Gembira kepada semua orang. Para rasul ini pasti juga ingat akan nasihat Sang Guru: "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melalukan apa yang yang harus kami lakukan".

Kata-kata Yesus itu menimbulkan pertanyaan, yang sekarang pun harus kita jawab secara jujur. "Apakah kita sungguh telah melakukan tugas kita masing-masing atau bersama seperti seharusnya? Apakah yang harus kita lakukan sekarang? Tugas apa yang ada di depan kita? Sumber apa dan kekuatan apa yang harus kita miliki dan harus kita pegang? Pertanyaan-pertanyaan ini memang kompleks! Harus dipikirkan secara sungguh-sungguh! - Tiada tempat atau waktu maupun kesempatan, di mana seorang murid Yesus dapat/boleh berkata: "Aku telah melaksanakan tugasku, nah sekarang aku ingin atau aku minta dilayani" .

Pertanyaan dan tanggapan seperti itu berlaku untuk setiap orang, namun pertama-tama untuk siapapun yang diserahi tugas memimpin, secara khusus lagi bagi setiap orang yang bertugas memimpin umat Allah, apapun bentuknya! Apa itu artinya? Artinya, permohonan penambahan, perkembangan dan penguatan iman jangan sampai menggoda para rasul atau pemimpin apapun, dengan harapan agar dengan tambahan iman akan membawa serta juga tambahan kenaikan kedudukan, sehingga kedudukan sebagai melayani berhenti dan diganti dengan kedudukan dilayani!

Para rasul dan semua pemimpin tetap berada dalam kewajiban untuk selalu memperhatikan dan menghayati perintah Yesus kepada murid-murid-Nya! Entah di mana pun kita berada ataupun berkedudukan, seorang hamba tetap seorang hamba di depan Tuhan bagi sesama! Amin.

 

Jakarta, Pesta St.Teresia dari Lisieux, 1 Okt. 2010.

 

 

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/