Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

PESTA PEMBERKATAN GEREJA BASILIK LATERAN /A/2014

Yeh 47:1-2.8-9.12   1 Kor 3:9b-11.16-17   Yoh 2:13-22

PENGANTAR
       Hari ini kita merayakan Pesta Pemberkatan Basilika St.Yohanes Pemandi Lateran di Roma, yang merupakan gereja katedral Paus sebagai Uskup Keuskupan Agung Roma. Basilika St.Yohanes Lateran ini didirikan pada pemerintahan Kaisar Konstantin dan diberkati oleh Paus Silvester tahun 324. Sesusah Basilika St. Johannes Lateran, baru Basilika St.Petrus dibangun di Vatikan. Marilah dalam perayaan Ekaristi ini kita merenungkan apa makna pesta pemberkatan Gereja Basilika St.Yohanes Lateran itu bagi kita sekarang ini, dengan berpegangan pada Surat Paulus kepada umat di Korintus dan Injil Yohannes.

HOMILI
       Keempat Injil (Yoh, Mat, Mrk, Luk) semuanya menceri-terakan hal pembersihan Bait Allah di Yerusalem oleh Yesus, dengan pesan masing-masing. Yohanes sudah membicarakan peristiwa itu pada awal Injilnya, sedangkan ketiga Injil lainnya menceritakannya menjelang masa akhir karya Yesus. Mengapa? Yohanes mau menekankan, bahwa sejak awal Yesus mengajak orang mengarahkan perhatiannya kepada Bait Allah, yang sebenarnya dan didirikan oleh Tuhan sendiri, yaitu diri-Nya sendiri yang dibangkitkan Allah. Sedangkan ketiga Injil lainnya mau menekankan perbedaan dan kontras antara Bait Allah yang “palsu”, “samar” dan Bait Allah sejati, yakni yang  akan dibangun kembali dalam tiga hari, sesudah kebangkitan-Nya. Bait Allah manusiawi dan Bait Allah ilahi.

       Dalam homili ini  marilah kita menghubungkan Injil Yohanes dengan surat  Paulus kepada  umat di Korintus. Yohanes memberi pesan tentang Bait Allah yang adalah Yesus Kristus yang bangkit, sedangkan Paulus mengatakan, bahwa orang-orang yang sudah dibaptis  pun adalah bait Allah juga. Paulus mengatakan bahwa orang-orang yang percaya dan dibaptis iba-ratnya adalah sebagai suatu ladang dan bangunan yang dibangun untuk Allah. Ladang diharapkan memberi hasil yang baik. Dan bangunan diharapkan kokoh dan sungguh layak didiami oleh Allah. Mungkinkah itu? Menurut Paulus mungkin, sebab kekuatan “bangunan” itu, yaitu orang-orang yang dibaptis, adalah Kristus sendiri! Dengan demikian setiap orang yang dibaptis, dan juga komunitas orang-orang yang dibaptis itu (dan sebagai keseluruhan  yaitu Gereja) bisa tetap  berdiri tegak dan berkembang, apabila tetap bertumpu pada Kristus. Bila demikian Roh Kristus dapat hadir di dalam komunitas itu. Suasana dan iklim dalam Gereja serupa itu akan tenang, penuh damai dan bukan  merupakan pertentangan atau ketidak-teraturan  didalam Bait Allah seperti digambarkan dalam Injil Yohanes hari ini. Bait Allah itu di Yerusalem justru menjadi tempat perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan tujuan pembangunannya.

       Pesan yang mau disampaikan Injil Yohanes kepada kita merupakan dasar pesan Paulus kepada umat di Korintus. Paulus berkata: “Tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain  daripada dasar  yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?  Yesus mau menegaskan, bahwa kita memang membutuhkan tempat doa (bait Allah, gereja), yang harus dibangun dengan baik, pantas dan dipelihara dan digunakan seuasi dengan tujuannnya. Tetapi bangunan-bangunan itu, betapapun kuat dan indahnya, tidak kekal dan  akan runtuh. Sedangkan yang akan selalu ada dan tak akan runtuh ialah Bait Allah, yang dibangun oleh setiap orang sendiri apabila ia setiap kali sanggup memperkuat diri dan mau serta berani bangkit kembali.

       Itu berarti kita harus berusaha sekuat tenaga membangun diri kita sebagai Bait Allah sejati:  yaitu dengan hidup, sikap, perilaku dan perbuatan yang suci, artinya sungguh sesuai dengan bimbingan dan dorongan Roh Kristus yang hidup dalam diri kita sebagai orang kristiani sejati.

       Memperingati pemberkatan Basilika Lateran di Roma kita sebenarnya diajak untuk membangun diri kita sebagai Bait Allah yang berlandasan pada dasar kokoh yang tak akan roboh, yakni Yesus Kristus sendiri. Lewat baptis kita dibangun menjadi bait Allah. Kristus dan Roh-Nyalah yang hadir di dalam diri kita sebagai Bait-Nya. Bila diri kita sering tidak memelihara diri dengan baik ,dan dengan demikian tidak pantas berfungsi sebagai Bait Allah, maka kita harus mau dan berani dihancurkan dan dibangun kembali oleh Kristus, khususnya  melalui sakramen-sakramen yang tersedia dalam Gereja.  Diri kita sebagai Bait Allah hanya dapat dibangun kembali, apabila pribadi kita juga bersedia dibangkitkan kembali!

 

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

 

buku Katekese terbaru dari Mgr. FX. Hadisumarta. O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/