Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

HARI RAYA ST. PERAWAN MARIA DARI GUNUNG KARMEL

1 Raj 18:42b-45a Gal 4:4-7 Yoh 19:25-27

 

PENGANTAR
    Pada hari ini kita merayakan Hari raya St. Perawan Maria dari Gunung Karmel sebagai Pelindung Paroki Tomang atau Paroki Maria Bunda Karmel (MBK). Marilah kita dalam perayaan Ekaristi ini merenungkan keadaan Bunda Maria, yang bersama Johannes berada di bawah kayu salib Yesus seperti diceriterakan dalam Injil Johanes, yang namun mendalam maknanya.

HOMILI
     Sebagai prinsip, dalam merayakan Hari Raya Pelindung Paroki, kita harus bergembira, bukan dengan perasaan susah atau sedih. Tetapi Gereja menyediakan bagi kita Injil Yohanes yang menggambarkan keadaan Maria dan Johannes yang menghadapi Yesus di kayu salib.

     Dalam Injil Johanes tertulis: "Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena" (Yoh 19:25). Dalam Injil Johanes, sesudah hadir dalam perkawinan di Kana, Maria tidak muncul lagi. Ia hanya tampil lagi pada saat-saat menjelang akhir kehidupan Yesus puteranya. Justru karena Maria tidak banyak tampil di depan umum, maka kehadiran Maria di bawah salib Yesus itu patut kita renungkan maknanya.

     Hanya Injil Yohanes yang menyebut kehadiran Maria di bawah salib di antara beberapa orang, yang menyaksikan kematian Yesus Penyelamat kita. Menurut Injil Johannes, Maria berdiri pada kaki salib, sedangkan dalam Injil-Injil lain hanya tertulis: "banyak perempuan yang melihat dari jauh" (Mat 27:55-56//Mrk 15:40-41//Luk 23:27).

     Ternyata Yesus menyampaikan kepada kita suatu pandangan baru tentang sesama, bukan bertentangan dengannya melainkan untuk melengkapinya. Artinya, janganlah kita menunggu dahulu sampai sesama kita menjumpai kita, atau mungkin kebetulan berjumpa. Kita harus selalu siap mengenal atau mencari "sesama" kita itu! Kita semua terpanggil menjadi sesama dan berbuat bagi sesama. Bukan hanya menunggu! Apalagi acuh tak acuh terhadap sesama.

     Dalam Injilnya Johannes menulis: "Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya disampingnya", berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah anakmu!" (Yoh 19:26). Bukan sekadar rasa prihatinan sebagai anak Maria, yang terungkap dalam kata-kata Yesus disalib itu. Pada saat terakhir Yesus mau memikirkan masa depan Maria ibu-Nya. Kata-kata yang diucapkan Yesus kepada ibu-Nya mengingatkan kita akan kata-kata Ponsius Pilatus kepada orang-orang Yahudi sambil menunjuk Yesus: Lihatlah, Manusia itu! dan "Lihatlah rajamu!" (Yoh 19:14). Dalam bahasa tulisan para nabi istilah "Lihatlah" atau "Inilah" kerapkali dipakai untuk menekankan otoritas kehendak Allah. Dan kecuali itu kata-kata Yesus juga harus dikaitkan dengan catatan Johannes, yang mengatakan: "Sesudah itu...Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai" (Yoh 19:28). Artinya, itu pesan Yesus terakhir menjelang kematian-Nya kepada ibu-Nya.

     Dalam diri Maria kita dapat melihat Maria sebagai Hawa Baru. Justru karena dahulu Hawa "menjadi ibu semua yang hidup" (Kej 3:20), maka Maria berkat kata-kata Yesus kepadanya dan kepada murid yang dikasihi-Nya menjadi ibu bagi semua orang, yaitu yang mempunyai hidup kekal karena iman akan anaknya. Semantara Hawa melambangkan keibuan fisik semua orang, demikianlah Maria dalam keibuan rohaninya menjadi ibu semua orang, dengan menolong kita untuk lahir menjadi murid-murid Kristus puteranya (lih. Mat 12:46-50//Mrk 3:31-35//Luk 8:19-21; Luk 11:27-28). Maria menjadi simbol/lambang Ibu Gereja, yang memperhatikan anak-anaknya sebagai muridnya. Johannes sebagai murid yang dikasihi Yesus telah diberikan-Nya kepada Maria. Tetapi sebaliknya Maria telah diberikan kepada Johannes dengan perhatian timbal balik jang sama. Johannes merupakan gambaran atau suatu tanda kelahiran Gereja.

     Sesudah menyapa ibu-Nya, Yesus menyapa Johannes murid-Nya: "Inilah ibumu!" dan dilanjutkan "Dan sejak itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya" (Yoh 19:27). Maria adalah anugerah Yesus kepada murid yang dikasihi-Nya, dan merupakan bagian dari peninggalan wasiat rohani sangat berharga yang ditinggalkan-Nya kepada murid-murid-Nya melalui seorang pribadi, yaitu Johannes yang diperhatikan oleh Yesus secara khusus.

     Dalam Injil Johanes sangat pendek yang disampaikan kepada kita dalam merayakan Hari Raya Maria dari Gunung Karmel sebagai Pelindung Paroki ini, kita tetap diajak bergembira serta penuh rasa syukur kepada Tuhan. Sebab Maria telah menyediakan diri dengan setia menjadi ibu Yesus, yang telah datang untuk menyelamatkan kita. Berkat kesanggupan Maria Yesus telah dapat melaksanakan perutusan sebagai Mesias, meskipun harus melalui salib. Marilah kita bersukacita merayakan Hari Raya Pelindung Paroki Maria Bunda Karmel, yang adalah Bunda Kristus, dan menjadi ibu Johanes, dan sekarang pun adalah ibu kita, yang bersama Kristus selalu menyertai hidup kita.

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

 

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/