Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

Minggu Biasa XIX/A/2011

1 Raj 19:9a.11-13a  Rm 9:1-5  Mat 14:22-33

 

PENGANTAR
          Dalam Bac.I diceriterakan Nabi Elias berada di gunung Horeb. Di Horeb itulah Elias harus mengalami apakah arti iman/kepercayaan kepada-Nya. Bertiuplah angin luarbiasa kencangnya, namun Tuhan tidak di sana. Ada datang gempa bumi, juga Tuhan tidak di sana. Datanglah angin lembut sepoi-sepoi basa. Ternyata di situlah Allah ada! - Dalam Bac.II Paulus dengan cara khasnya sendiri menegaskan, bahwa ia bersedia terkutuk dan terpisah dari Kristus, asal bangsanya mau percaya kepada Kristus dan dapat diselamatkan. Ibaratnya ia sendiri rela tidak diselamatkan, asal bangsanya di selamatkan. - Dalam Injil Matius hari ini Yesus berseru: “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Sungguh kata-kata hiburan bagi kita umat-Nya!

HOMILI
          Bila Kitab 1 Raj. Bab 19 harus dibandingkan dengan Bab 18. Maka ternyata Bab 18 menceriterakan sukses karya Elias, sedangkan di Bab 19 justru kekecewaan dan kehilangan harapan. Dalam Bab 18 Elias ada di puncak keberhasilannya, sementara itu di Bab 19 ia berada di jurang ketakberhasilannya. Pendek kata Bab 18 menggambarkan kegembiraan Elias, sedangkan Bab 19 ungkapan perasaan kesia-siannya. Ketakutan, kekecewaan, kehilangan harapan, inilah pengalaman Elia sebagai seorang Nabi Agung dalam Perjanjian Lama.
          Kekecewaan, perasaan gagal dan kekhawatiran yang mendalam, - itulah juga pengalaman Rasul Agung Perjanjian Baru: Santo Paulus, seperti terungkap dalam suratnya kepada umat di Roma.
          “Ketakutan” yang dialami para murid Yesus di perahu pada waktu mengalamai badai di tengah Danau Genesaret, pada dasarnya sama dengan apa yang dialami oleh Nabi Elia dan Rasul Paulus. Tetapi, bukankah ketakutan yang dalam dan mendasar itu sebenarnya adalah merupakan pengalaman, yang juga kita hadapi dalam hidup kita?

          Isi pokok pewartaan Injil hari ini ialah, bahwa murid-murid Yesus yang mengalami badai hebat di tengah danau itu ditolong dan diselamatkan oleh Yesus! Kemampuan dan kekuatan Yesus tampak ketika Ia berjalan di atas air. Dan Yesus juga menawarkan kepada Petrus untuk berjalan di atas air. Petrus memenuhi tawaran itu, dan terbukti dapat melaksanakannya. Tetapi karena ia takut dan lemah imannya ia tenggelam! Ketika Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menyelematkannya Ia berpesan kepada Petrus dan segenap murid-Nya, dan juga kepada segenap Gereja yaitu kita semua kapan dan di mana pun, bahwa Yesus senantiasa memperhatikan dan mau menyelamatkan kita. Ia menegaskan kepada kita, bahwa badai bahaya hidup apapun tidak akan menenggelamkan perahu hidup kita!

          Dalam sejarah perjalanannya di mana-mana Gereja Kristus, ibaratnya sebagai perahu atau  kapal, mengalami badai penolakan, gangguan, pertentangan atau ancaman dari pelbagai pihak atau golongan selama duapuluh abad . Tetapi Gereja masih ada dan berjalan terus, menyelamatkan jutaan jiwa dan melanjutkan pelayarannya menuju pelabuhan tujuannya yang terakhir. Di dunia kita ini, yang pada hakikatnya telah diselamatkan Kristus, di seberang danau, laut atau samudera hidup kita sekarang ini, segala hal apapun yang mengancam Gereja Allah di dunia kita ini akan hilang selamanya. – Bila kita sebagai Gereja Kristus, baik bersama-sama maupun  secara perorangan mengalami saat-saat ketakutan, kita harus mendengarkan sabda Tuhan, seperti dilakukan Petrus, dan tak ragu-ragu menaburkan jala-jala hidup kita ke laut yang dalam. Sebab apabila setiap kali iman kita mengalami percobaan, itu bukanlah pertanyaan apakah kita mengakui iman atau tidak, melainkan  apakah kita siap dan sanggup untuk berbuat sesuatu dengan keyakinan iman kita untuk itu atau tidak.

          Kita jangan pernah lupa, bahwa kita berlayar di laut bersama Yesus. Ia hadir dalam perahu hidup kita, baik dalam iklim laut siang hari yang baik, maupun waktu kita menghadapi badai yang hebat di malam hari. Tuhan tidak akan meninggalkan siapapun yang datang mohon belaskasih dan pengampunan-Nya. Ia selalu dapat berjalan di atas air. Ia menenangkan badai laut. Ia hadir sebagai nakhoda memimpin pelayaran kapal kita menuju pelabuhan yang aman. Ia sekaligus membawa penangkapan ikan yang besar, dan mengadakan pesta meriah sambil mengundang semua orang untuk ikut menghadiri dan menikmatinya. Yaitu Pesta Tubuh dan Darah-Nya, santapan kita untuk hidup abadi! Bukan ketakutan melainkan rasa syukur, kegembiraan dan kebahagiaan! – Itulah sikap dasar hidup kita!

Jumat, 5 Agustus 2011.

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/