Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki,( 67, 834 / 883-901)
SEJARAH PAUS

Ensiklik & Surat Paus

Dokumen KV 2

No: masukkan no. yang dikehedaki - 0 (nol) untuk melihat daftar isi-(catatan kaki lihat versi Cetak) 

PENGANTAR KITAB KEJADIAN

 

Semakin bertambahnya Usia kita semakin kita tertarik mencari asal-usul kita. Kita semakin ingin mengetahui: dimana para leluhur kita tinggal? Bagaimana orangtua kandung kita bertemu satu sama lain dan saling berkenalan? siapa yang mempengaruhi keputusan-keputusan penting pada awal hidup kita? Semua bangsa telah berusaha untuk menyusun kembali sejarah masa lampau mereka. Tak dapat disangkal mereka bermaksud melestarikan sejarah tetapi terlebih lagi mereka berharap menemukan dalam sejarah masa lampau suatu peneguhan atas apa yang mereka percaya. Berkontak dengan sejarah mereka merupakan suatu cara untuk mengukuhkan jatidiri mereka sendiri yang dikelilingi berbagai bangsa lain baik kecil maupun besar

Hal itulah yang kita temukan dalam Kitab Kejadian-Sebuah buku yang tersusun sedeikit demi sedikit dalam peredaran zaman selama beberapa abad. Akhirnya Kitab Kejadian mendapat bentuk yang tetap pada abad kelima sebelum Masehi ketika bangsa Yahudi, yang baru kembali dari pembuangan di Babel, menetapkan untuk selamanya ungkapan tertulis iman mereka.

Kejadian (Genesis) berarti permulaan. Kita tidak melihatnya sebagai dokumen tentang asal-usul alam semesta atau awal dosa yang dilakukan oleh leleuhur kita. Melainkan sejak halaman-halaman pertama, kita akan menemukan lewat berbagai gambaran, segala yang menyangkut kepentingan-kepentingan kita.

Ada tiga bagian dalam Kitab Kejadian, Bagian pertama, bab 1-11 berusaha untuk menjembatani kurun waktu yang lama sejak penciptaan sampai dengan "bapa-bapa iman" pertama yang namanya masih diingat, dan Abraham adalah yang pertama diantaranya.

Bagian kedua mengenang kehidupan suku-suku pengembara yang percaya kepada Allah yang selalu berada dekat dengan mereka dan yang selalu berbelas kasihan, yang disebut "Allah para leluhur". Sejarah ini (atau kisah-kisah ini) terjadi di Kanaan pada suatu waktu dimana Israel belum terbentuk sebagai bangsa (antara abad ke 18 dan ke 15 sebelum Masehi). Kisah-kisah ini menunjukan bagaimana iman kepada janji-janji Allah, janji-janji yang selalu ditepai-Nya - adalah inti segala pencarian religius dan menjadi pokok bahasan dalam bab-bab 12-38.

Bagian ketiga, sejarah Yusuf, memberi sorotan pertama pada apa arti kehidupan kita beserta segala deritanya yang merupakan benang-benang dalam tenunan kehidupan kita. Bangsa-bangsa manusia membutuhkan seorang Penebus dan keselamatan datang pertama lewat orang-orang yang telah mereka aaniaya dan tolak.

Siapa Penulils Kitab Kejadian

Penulis Kitab kejadian bukan satu melainkan banyak. Bangsa Israel terbentuk dalam waktu yang panjang oleh suku-suku pengembara yang berkumpul di suatu tempat. Suku-suku ini sudah dapat menulis dan membaca, Mereka membawa serta kenang-kenangan akan para leluhur mereka dan tanda-tanda yang dikerjakan Allah diantara mereka; kenang-kenangan ini dikisahkan turun temurun secara lisan.

Ketika suku-suku ini menetap di Palestina, mereka sedikit demi sedikit membentuk suatu kebudayaan baru, yaitu kebudayaan menulis. Para Ahli tulis yang mendampingi raja menulis hukum-hukum dan kepercayaan-kepercayaan bangsanya., Dalam masa pemerintahan raja Salomo (abad ke 10 SM), penulis yang tak dikenal, yang sering disebut dengan "Yahwista" menulis sejarah pertama bangsa Allah. Untuk menulis sejarah itu, dia menggunakan kesusastraan bangsa Babel dan juga puisi tentang pasangan pria wanita perdana. Firdaus yang hilang, dan air Bah. Penulis menggunakan hanya sebagian dari kesusastraan dan puisi itu, tetapi ia mengungkapkan rencana-rencana Allah bagi dunia ciptaan-Nya

Kemudian kisah kuno ini dilengkapi dengan kisah-kisah lain dari tradisi berbeda yang biasanya disebut "Elohista". Akibatnya kita kadang-kadang menemukan pengulangan kisah-kisah yang sama.

Kelak, ketika bangsa Yahudi kembali dari pembungan di Babel (abda ke 5 SM), "imam-iman" mereka menambahkan banyak bagian yang ditampilkan dengan huruf miring dalam kitab suci ini, Para Imam ini menjadi penulis tentang penciptaan dalam tujuh hari, Puisi-puisi ini mengawali Kitab Kejadian dan seluruh Kitab Suci.

Selengkapnya bisa dilihat di Kitab Suci Komunitas Kristiani Edisi Pastoral Katolik

Sumber:
Kitab Suci Komunitas Kristiani
Edisi Pastoral Katolik